Jakarta (Greeners) – Menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang, telah banyak persiapan rencana pendakian massal baik yang dilakukan perorangan, kelompok, maupun oleh paket-paket wisata alam guna merayakan Hari Kemerdekaan di puncak gunung di beberapa tempat di Indonesia.
Kegiatan pendakian massal tersebut biasanya dilakukan untuk merasakan dan menghargai perjuangan para pahlawan dalam upaya memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah. Selain itu, pendakian masal juga dilakukan untuk menghargai dan mensyukuri keindahan alam dari puncak-puncak gunung yang dimiliki oleh Indonesia.
BACA JUGA: Kereta Gantung di Rinjani, Abah Iwan Dukung Asalkan…
Hanya saja, pendakian masal yang dilakukan secara bersamaan tidak serta merta tanpa masalah. Sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki hingga masalah keamanan dan disiplin para pendaki turut menjadi perhatian. Budayawan dan penikmat petualangan alam, Ridwan Armansjah Abdulrachman atau Iwan Abdulrachman pun mengimbau kepada para pendaki untuk tetap menjaga kebersihan di mana pun mereka berada.
“Siapkan kantong sampah yang tebal dan besar supaya sampah yang mereka hasilkan bisa dibawa turun lagi. Jangan sampai merusak jalur pendakian,” terang pria yang akrab disapa Abah Iwan tersebut kepada Greeners, Jakarta, Rabu (26/07).
Ia menambahkan, untuk pengelola kawasan, baik Balai Taman Nasional maupun penyedia jasa travel pendakian, semuanya harus siap mengantisipasi kemungkinan apapun yang akan terjadi. Selain menyiapkan tempat sampah dan tempat pengelolaannya di pintu masuk, para ranger juga diharapkan selalu siap untuk melakukan pemantauan kepada pendaki-pendaki nakal yang tidak mengikuti aturan.
Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ir. Wiratno mengatakan bahwa etika pendakian harus benar-benar diterapkan oleh para pendaki pada saat melakukan pendakian masal. Selain tentang sampah, ia juga meminta kepada pendaki untuk tidak mengambil dan membawa pulang apapun dari kawasan pendakian.
BACA JUGA: KLHK Dukung Pelarangan Penggunaan Kantong Plastik Kresek Hitam
Untuk masalah sampah sendiri, khususnya di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Wiratno mengaku telah mendapatkan beberapa laporan terkini terkait permasalahan tersebut. Ia mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memberikan dukungan terkait penanganan permasalahan sampah di TNGR melalui Dinas Pariwisata NTB dengan membentuk Satgas Rinjani Bersih yang akan bersinergi dengan Satgas Penanganan Sampah yang dibentuk oleh Balai TNGR. “Satgas itu telah di launching oleh Kadis Pariwisata NTB pada hari Senin 24 Juli 2017,” tambahnya.
Kedua satgas ini akan bekerja secara tim pada lokasi-lokasi yang potensi timbulan sampahnya besar, yaitu pada pos-pos peristirahatan, Pelawangan Senaru, Pelawangan Sembalun, dan Danau Segara Anak. Metode pelaksanaan kegiatannya adalah Satgas Rinjani Bersih yang pendanaannya berasal dari anggaran Dinas pariwisata NTB dengan jumlah 8 orang personil dari kelompok masyarakat akan melakukan pembersihan sampah pada lokasi pelawangan Sembalun, Senaru dan Danau Segara Anak.
Tugas satgas sendiri adalah menghimbau pengunjung untuk membawa sampahnya turun dan melakukan pembersihan sampah sekitar lokasi. Sampah hasil pengumpulan akan dibawa turun oleh tim Mobile Clean Up BTNGR. Sementara Satgas yang dibentuk oleh BTNGR akan melakukan kegiatan yang sama pada pos-pos peristirahatan yang telah ditetapkan (Pos 2 dan Pos 3 Jalur Sembalun, Pelawangan Sembalun, Pelawangan Senaru, Danau Segara Anak dan Jebag Gawah) dengan melibatkan anggota TNI/POLRI.
“Selain untuk antisipasi pendakian massal nanti, Satgas ini juga akan terus bekerja sampai dengan Desember 2017,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih