Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), meluncurkan Sistem Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui SMS (SMS Blast). Hal ini dilakukan oleh KLHK sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari tingkat tapak.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa kejadian karhutla pada tahun 2015 telah memberikan pengalaman berharga bagi Indonesia untuk melakukan langkah pencegahan agar tidak terulang kejadian serupa.
“Maka dari itu, hari ini kami bersama dengan Kemenkominfo meluncurkan sistem informasi melalui SMS (SMS Blast) sebagai upaya pencegahan karhutla. Hal ini perlu dilakukan melihat modernisasi teknologi saat ini, sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif dan dapat langsung diakses oleh masyarakat,” ujar Siti usai acara peluncuran Sistem Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui SMS (SMS Blast) di Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (04/07/2018).
Bertepatan dengan pelaksanaan ajang olahraga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, sistem informasi SMS Blast ini mampu memberikan edukasi bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan terutama yang berada di kawasan pelaksanan ajang ini, seperti Provinsi Riau dan Jambi.
Sistem informasi kebakaran hutan dan lahan melalui SMS (SMS Blast) ini nantinya akan berisi konten seperti waspada hotspot, level hotspot, dan kualitas udara yang akan diberitahukan kepada masyarakat dengan intesitas SMS sesuai kebutuhan yang bersifat gratis alias tidak dikenakan pulsa.
BACA JUGA: KLHK Intensifkan Pengendalian Karhutla Jelang Asian Games 2018
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan bahwa Kemenkominfo akan mendukung akses jaringan telekomunikasi, khususnya di daerah rawan karhutla yang termasuk blind spot (titik buta). Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019, Kemenkominfo dapat melakukan intervensi kebijakan dengan menyediakan akses informasi pengendalian karhutla yang dapat diakses oleh jaringan telekomunikasi dan lembaga penyiaran.
“Nanti dapat diperiksa, hutan yang sering kebakaran, ada tidak yang berdampingan dengan daerah yang ada dalam Perpres No. 131 tahun 2015, kemudian desa yang terdekat di sana akan kami bangun BTS (Base Transceiver Station),” kata Rudi.
Dalam sistem informasi kebakaran hutan dan lahan melalui SMS Blast ini, KLHK berperan sebagai penyedia peta dan data sementara Kemenkominfo sebagai fasilitator. Pengiriman SMS akan didukung oleh enam operator yang berperan untuk mengirim SMS kepada masyarakat, yakni PT Telekomunikasi Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Ooredoo, PT XL Axiata, PT Hitchison 3 Indonesia, PT Sampurna Telekomunikasi Indonesia.
BACA JUGA: KLHK Luncurkan 3 Peta Tematik untuk Menanggulangi Degradasi Lahan
Kerjasama antara KLHK dengan Kemenkominfo ini, terjalin sejak tahun 2017 melalui PKS 03/MENLHK/SETJEN/PPI.4/1/2017 dan 559/MOU/M.KOMINFO/HK.03.02/04/2017 yang akan berlangsung selama kurun waktu tiga tahun.
Diluncurkannya SMS Blast ini menurut Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, I.B. Putera Parthama, merupakan implementasi dari nota kesepahaman antara KLHK dengan Kemenkominfo pada tahun 2017 tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyebaran informasi pengendalian karhutla.
“Melalui peluncuran sistem informasi ini, masyarakat dapat mengenal dan lebih familiar terhadap sistem deteksi dini karhutla,” kata Putera.
Putera menambahkan, program ini juga merupakan lanjutan dari sistem peringatan dan deteksi dini karhutla yang telah lebih dulu diluncurkan pada tahun 2015, yang dapat dimonitor melalui laman sipongi.menlhk.go.id.
Penulis: Dewi Purningsih