Jakarta (Greeners) – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) beberapa waktu lalu telah meminta Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta agar memasukkan daftar semua pohon di Ibu Kota ke dalam sistem aplikasi Smart City. Namun sayangnya, hal tersebut dilakukan hanya untuk mengetahui pohon-pohon yang sudah berusia tua dan rawan tumbang.
Menurut pengamat tata kota, Wicaksono Sarosa, memasukkan daftar pohon di Ibukota sebenarnya bisa menjadi satu keunggulan tersendiri jika dimaksudkan untuk menginventarisir berapa banyak pohon-pohon yang ada di Jakarta serta mengetahui nama dan jenis-jenis pohon tersebut.
“Padahal itu bisa sekalian, ya, untuk menginventarisir macam-macam tanaman yang ada di Jakarta sekaligus bisa mengembang biakkan dan mengenalkan kembali jenis-jenis tanaman tersebut. Kita kan tahu Bintaro itu nama tempat, padahal itu kan nama buah. Ada juga Menteng, tidak banyak yang tahu kalau itu sebenarnya nama buah. Mengetahui pohon yang rawan tumbang itu penting, tapi mengetahui dan mensosialisasikan kembali nama-nama buah di Jakarta itu juga sama pentingnya,” terang Wicaksono kepada Greeners, Jakarta, Jumat (30/10).
Menurut Wicaksono, rencana pendataan pohon-pohon rawan tumbang perlu diperluas dengan mendata pohon-pohon dan tumbuhan untuk kepentingan konservasi karena biodiversitas di perkotaan juga penting untuk dipertahankan.
“Inventarisasi kawasan hijau, kawasan kumuh dan biodiversitas kita bukan hanya di Jakarta tapi di banyak kota-kota besar masih sangat buruk. Bisa saja pendataan tersebut dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan dari pemerintah sendiri. Karena hingga saat ini, catatan terkait flora asli Jakarta sudah sangat usang karena dilakukan puluhan tahun yang lalu dan sudah tidak relevan lagi,” pungkas pria yang juga menjabat sebagai Dewan Eksekutif Kemitraan-Habitat ini.
Penulis: Danny Kosasih