Jakarta (Greeners) – Penambahan populasi manusia akan memberi tekanan pada kualitas lingkungan. Oleh karena itu, manusia juga perlu menyeimbangkan aktivitasnya agar lingkungan dan alam bisa berkelanjutan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Indonesia kini telah mencapai 278,69 juta jiwa pada pertengahan tahun 2023. Angka tersebut naik 1,05 % dari tahun sebelumnya. Pada pertengahan tahun 2022, jumlah penduduk di Indonesia hanya 275,77 juta jiwa.
Hari populasi sedunia yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tetapkan pada setiap 11 Juli menjadi salah satu momentum memikirkan solusi bersama mencapai kehidupan sejahtera dan penuh keselarasan antara bumi dengan manusia.
Saat ini jumlah populasi manusia di bumi mencapai 8 miliar jiwa. India menjadi negara terpadat di dunia hampir 1,42 miliar penduduk. Indonesia menempati posisi keempat dengan total penduduk 278 juta jiwa.
Menurut Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan (JKPL), dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, akan memberi tekanan terhadap sumber daya alam. Seperti meningkatnya kebutuhan pangan, air bersih, permukiman, dan sebagainya. Alhasil menimbulkan ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia.
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai, dengan bertambahnya populasi di dunia akan memengaruhi lingkungan secara signifikan.
“Ya jelas, manusia membutuhkan air bersih, energi listrik, pangan dan lainnya. Sehingga, dengan bertambahnya populasi dunia maka kebutuhan tersebut juga akan terus bertambah, sementara kemampuan dan ketersediaanya terbatas,” kata Nirwono kepada Greeners di Jakarta, Sabtu (15/7).
Jika populasi terus bertambah dan sumber daya di bumi terbatas menyebabkan eksploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebab manusia masih bergantung pada alam. Oleh sebab itu jangan semena-mena pada alam.
Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Nirwono, guna menjamin keberlangsungan hidup manusia yang layak perlu pembangunan berkelanjutan. Bukan bermanfaat untuk manusia saja, langkah ini sekaligus bisa menyelamatkan lingkungan dari ledakan populasi yang terus meningkat.
Pemerintah berperan penting dalam hal ini. Nirwono menyarankan, pemerintah untuk menyediakan ketersediaan kebutuhan manusia dalam jangka waktu yang panjang untuk mengantisipasi pertambahan populasi. Misalnya membangun bendungan untuk cadangan air, pembangkit listrik, dan pengairan pertanian.
Saran selanjutnya, pemerintah perlu membangun pembangkit energi baru terbarukan (ladang surya, gelombang laut, angin) serta mengembangkan teknologi pangan dan diversifikasi pangan.
Di samping itu, program keluarga berencana (KB) yang dirancang oleh pemerintah juga bisa menjadi solusi dalam menjaga pertumbuhan jumlah penduduk. Masyarakat pun berlu memulai gaya hidup ramah lingkungan supaya ada keseimbangan antara jumlah populasi dengan kelestarian lingkungan.
IKN Wajah Baru Indonesia
Wajah Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi babak baru bagi Indonesia. Target populasi di IKN mencapai 1,5 juta jiwa di tahun 2045 ini tentu akan membutuhkan air bersih, pangan, dan energi listrik yang berdampak pada perubahan lingkungan, lanjut Nirwono.
IKN memiliki delapan prinsip dalam pembangunannya, salah satunya yaitu akan mendesain sesuai kondisi alam. Pembangunan ditargetkan 75 % menjadi kawasan hijau, 100 % penduduk dapat mengakses ruang terbuka hijau rekreasi dalam 10 menit, dan 100 % kontruksi ramah lingkungan pada setiap bangunan.
“Kita akan lihat apakah ada terobosan untuk pemenuhannya apalagi mereka mengusung konsep smart green resilient and sustainable,” tegas Nirwono.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin