Jakarta (Greeners) – Pemerintah Indonesia tengah serius menyiapkan diri untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim/Conference of Parties (COP 22) di Marakesh, Maroko pada tanggal 7-18 November 2016. Selain perundingan, Indonesia juga akan membuat paviliun yang akan menggambarkan praktik baik dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nur Masripatin mengatakan, paviliun Indonesia nantinya akan membawa konsep berbeda dari sebelumnya yang berisi pengolahan dan pemanfaatan bambu, pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal dan penggunaan teknologi sederhana untuk kebakaran hutan dan lahan.
Pada pelaksanaannya, kata Nur, Paviliun Indonesia di COP 22 mendatang akan menampilkan sebuah konsep dan tema baru yang akan menampilkan beberapa aspek seperti workshop, diskusi panel, high level meeting, press briefing dan hiburan.
Selain itu, jika pada pelaksanaan Paviliun Indonesia pada COP 21 di Paris lalu didominasi oleh pihak swasta, maka untuk COP 22 nanti akan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab pemerintah Indonesia.
BACA JUGA: Delri Akan Bawa 8 Sampai 10 Tim Negosiator ke COP 22 Marakesh
“Untuk pelaksanaannya kita akan melibatkan partisipasi dari beberapa pihak terkait. Sampai sekarang kita masih buka pendaftaran bagi siapapun yang ingin berpartisipasi. Apalagi, paviliun Indonesia kali ini akan sepenuhnya berada di bawah tanggungjawab kita,” terangnya kepada Greeners, Jakarta, Jumat (07/10).
Penanggung jawab Paviliun Indonesia, Agus Justiyanto, menjelaskan, konsep utama dalam pelaksanaan Paviliun Indonesia akan mengangkat filosofi dan semangat “gotong royong” dalam mencegah kenaikan suhu bumi sebesar 2 derajat Celsius.
Sedangkan tema tahun ini akan menggambarkan kerjasama berbagai elemen masyarakat di Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
“Tema utamanya itu ‘Empowering Innovation and Enhancing Climate Change Action for suistainable Development‘,” tambah Agus.
Selain itu, Ketua Dewan Pertimbangan Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja juga mengusulkan agar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turut dilibatkan dalam pelaksanaan Paviliun Indonesia di ajang COP 22. Menurut Sarwono, KKP akan bisa menyampaikan upaya pemberantasan pencurian ikan dan pelaksanaan adaptasi dan mitigasi dari sektor kelautan.
“Dari apa yang telah KKP lakukan, akan bisa dihitung berapa BBM yang bisa dihemat, sebab BBM sering dicuri oleh kapal-kapal yang melakukan pencurian itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Indonesia Bawa Tiga Misi Penting Pada COP 22 Marakesh Mendatang
Sebagai informasi, Paviliun Indonesia adalah wadah atau kesempatan yang diberikan bagi setiap pengunjung yang memiliki otoritas untuk bisa berada di wilayah “zona biru” pada pelaksanaan COP 22 di Marakesh, Maroko.
Paviliun Indonesia memberikan fasilitas kepada pengunjung untuk meningkatkan akses informasi terhadap kebijakan, program dan aksi nyata pengendalian perubahan iklim di Indonesia. Paviliun Indonesia ini akan menampilkan kegiatan oleh Indonesia baik di tingkat nasional dan internasional, pelaku bisnis, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, praktisi, komunitas, tokoh masyarakat dan anak-anak muda Indonesia.
Penulis: Danny Kosasih