Jakarta (Greeners) – Realisasi pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM), Bahan Bakar Gas (BBG), Liquefied Petroleum Gas (LPG), pasokan Listrik, hingga antisipasi bencana geologi sebelum dan selama Idul Fitri 2017 dinyatakan pada kondisi aman.
“Koordinasi dan pelaksanaan tugas Posko Nasional Idul Fitri 2017 Sektor ESDM berjalan dengan baik dalam memastikan keamanan pasokan BBM dan listrik serta antisipasi bencana geologi sehingga rakyat Indonesia dapat menjalankan rangkaian perayaan Idul Fitri 2017 dengan aman dan tenang,” ujar Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) selaku Koordinator Posko Nasional Idul Fitri 2017 Sektor Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), M. Fanshurullah Asa atau akrab disapa Ifan, Jakarta, Senin (26/06).
Meski begitu, ia mengakui masih ada periode arus balik Lebaran yang juga menuntut kewaspadaan dan kesiapan semua pihak dari Kementerian ESDM untuk mengamankan pasokan BBM dan Listrik serta antisipasi mitigasi bencana geologi. Kesiapan sektor migas untuk penyediaan BBM dan LPG secara nasional hingga hari Idul Fitri 2017 tidak ada kendala.
BACA JUGA: BNPB Sebar Peta Jalur Mudik Rawan Bencana
Ifan mengakui memang terdapat kekurangan di beberapa depot, namun tidak menyebabkan kelangkaan BBM. Beberapa depot yang berada dalam posisi kritis yaitu Terminal Krueng Raya (BBM jenis Pertalite), estimasi supplai selanjutnya akan datang pada tanggal 29 Juni 2017 sebanyak 2.000 KL dan stok premium mencapai cadangan 22,9 hari. Terminal Toli-Toli (BBM jenis Kerosene), estimasi supplai selanjutnya tanggal 27 Juni 2017 sebanyak 1.000 KL.
“Untuk pengambilan BBM untuk industri akan dilakukan setelah habis lebaran, sehingga stok masih mencukupi untuk penyaluran Agen Penyalur Minyak dan Solar (AMPS). Lainnya, terminal BBM Jober Sangu (BBM jenis Pertalite), menunggu supplai dari Pontianak OB Juwita sebanyak 1.000 KL dengan estimasi pengiriman tanggal 28 Juni 2017,” tambahnya.
Sedangkan pada subsektor ketenagalistrikan, secara nasional beban puncak siang sebagian besar dalam kondisi normal. Ifan juga menyatakan sistem kelistrikan di 21 daerah masih dalam kondisi normal atau cadangan cukup. Sementara di dua daerah dalam kondisi siaga atau cadangan lebih kecil dari pembangkit terbesar. Dua wilayah tersebut yaitu Sorong + Papua Isolated dan Jayapura.
“Secara keseluruhan total pasokan nasional sebesar 27.580,06 MW dengan beban puncak sebesar 22.441,40 MW sehingga cadangan operasi sebesar 5.097,27 MW,” lanjutnya lagi.
BACA JUGA: Pertamina Pastikan Stok BBM untuk Pemudik Aman
Terkait kebencanaan geologi, pemantauan dilakukan secara terus-menerus terhadap Gunung Sinabung dengan tingkat aktivitas level IV (Awas) dimana terjadi 1 kali erupsi pada tanggal 25 Juni 2017. Direkomendasikan masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
Sedangkan untuk kegempaan, tidak ada kejadian gempa bumi di atas 5 Skala Richter pada tanggal 25 Juni 2017 dari pukul 15.00 – 21.00. Sementara itu dilaporkan telah terjadi gerakan tanah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yaitu bencana tanah longsor di Gumitir, Desa Garahan dikarenakan kemiringan lereng yang terjal disertai hujan deras sehingga jalan penghubung Jember-Banyuwangi tertimbun.
“Upaya penangan yang dilakukan yakni melakukan pembersihan tanah dan kayu yang terbawa longsor agar arus lalu lintas dapat lancar kembali,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih