Jakarta (Greeners) – Bersamaan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-16, Provinsi Papua Barat mendeklarasikan provinsinya sebagai Provinsi Konservasi pada Senin, 19 Oktober 2015. Provinsi Konservasi yang menjadi inisiatif Gubernur Papua Barat, Abraham Octavianus Atururi ini dimaksudkan untuk melindungi dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan sebagai modal dasar pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Papua Barat.
Dalam keterangan resminya, Abraham menyatakan bahwa pencanangan Provinsi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Hal ini dijadikan dasar untuk pengembangan kebijakan pembangunan secara bijaksana dan berkelanjutan di Papua Barat.
“Bentuk dari perwujudan Provinsi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi, saat ini Pokja Provinsi Konservasi sedang menyusun Rancangan Peraturan Daerah Khusus (RANPERDASUS) sebagai dasar pengimplementasiannya di Provinsi Papua Barat,” terang Abraham, Jakarta, Selasa (20/10).
Di samping itu, Benja Victor Mambai, Direktur Program Papua WWF Indonesia menyambut baik dan mendukung deklarasi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi. Kami berharap ini adalah tonggak untuk memantapkan upaya-upaya konservasi dan arah pembangunan Provinsi Papua Barat yang bijaksana dan berkelanjutan.
WWF, kata Benja, telah bekerja di Provinsi Papua Barat untuk perlindungan spesies penyu belimbing dan hiu paus, pemantauan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal, pendidikan lingkungan hidup, serta advokasi kebijakan di tingkat kabupaten dan provinsi terkait Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Stategis (KLHS).
“Di Papua Barat sendiri, WWF Indonesia – Program Papua saat ini bekerja di dua lokasi, yaitu di Kabupaten Teluk Wondama yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan di Abun, Kabupaten Tambrauw. Nah, Papua Barat memiliki wilayah Bentang Laut Kepala Burung yang kaya akan keanekaragaman hayati laut dan 90 persen luas kawasan Papua Barat merupakan kawasan hutan alam,” pungkasnya.
Penulis: Danny Kosasih