Jakarta (Greeners) – Tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional “Our Ocean Conference” (OOC 2018) yang akan dilaksanakan di Bali pada 29-30 Oktober mendatang. Penyelenggaraan OOC 2018 ini merupakan yang kelima kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014 lalu di Washington DC, Amerika Serikat.
Dalam konferensi tersebut, para pemangku kepentingan dan pemerhati kelautan dunia akan bertemu untuk membahas dan mencari solusi terhadap masalah-masalah kelautan. Acara ini akan dihadiri oleh 1.500 peserta dari berbagai negara, organisasi internasional, NGO, sektor swasta, figur publik hingga influencer dunia dari 143 negara.
“Our Ocean Conference 2018 merupakan kali ke lima diselenggarakan dan kita menjadi tuan rumah. Saya berharap dengan adanya OOC ini mendapatkan hasil yang bagus untuk Indonesia. (Melalui acara ini) kita dihormati dan dihargai sebagai bangsa yang tahu menjaga kelautannya sekaligus mempromosikan wisata Indonesia kepada seluruh dunia,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Jakarta, Selasa (10/07/2018).
BACA JUGA: Susi Pudjiastuti Resmikan Pandu Laut Nusantara
OOC 2018 akan hadir dengan tema “Our Ocean, Our Legacy” (Laut Kita, Warisan Kita) yang menekankan pada pentingnya kesehatan dan keberlanjutan laut bagi masa kini dan mendatang. Adapun hal-hal yang akan dibahas diantaranya adalah upaya mewujudkan kesehatan laut, menjaga keamanan dan hak-hak laut, serta keberlanjutan sumber daya laut.
“Kita juga akan menagih komitmen dari semua negara yang sudah menyatakan janji dan menjaring komitmen baru dari negara-negara yang ingin bergabung demi memastikan laut kita sehat dan akan terus berlanjut bagi anak cucu kita, bagi generasi selanjutnya,” kata Susi.
Imbauan juga datang dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Retno mengatakan, OOC 2018 akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan kelautan dan perikanan, termasuk para menteri, organisasi internasional, akademisi, hingga tokoh publik.
“Tidak peduli siapa pun Anda, di mana pun Anda hidup, laut adalah bagian penting dari kehidupan. Oleh karena itu, bersama-sama kita harus menjaganya,” ujar Retno.
BACA JUGA: Hari Laut Sedunia: Laut Indonesia Masih Menjadi Tempat Sampah
Pada OOC 2018 juga akan dibahas mengenai masalah sampah plastik. Sebagaimana diketahui, sampah plastik dapat berdampak buruk bagi ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, menjaga lingkungan perairan termasuk terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan ikan adalah tugas semua pihak. Adanya sampah plastik dapat mengganggu makhluk hidup di air dan dapat berakibat pada industri pariwisata di laut.
“KKP dan berbagai pihak pendukung mengimbau seluruh masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dengan dimulainya penandatanganan komitmen pengurangan sampah plastik di Sanur, Bali tanggal 7 Oktober 2018,” ujar Brahmantya.
Perlu diketahui, segitiga karang atau coral triangle adalah sebutan untuk wilayah geografis perairan lebih dari 6.500.000 km², dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan meliputi 76% semua spesies terumbu karang yang ada di dunia dan merupakan ekosistem laut paling subur.
“Pesan kami, samudera bebas plastik merupakan komitmen Indonesia membutuhkan kerja sama semua pihak. Keberhasilan OOC 2018 juga akan menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga dan menyehatkan laut untuk kepentingan bersama,” tegas Brahmantya.
Penulis: Dewi Purningsih