Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, musim kemarau tahun 2023 lebih kering dari biasanya. Masyarakat harus mewaspadai potensi kekeringan dengan menghemat penggunaan air.
Selain itu, tahun ini pun ada potensi El Nino. Kondisi ini ditandai minimnya curah hujan di sebagian besar zona musim.
Berdasarkan data Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2020, masyarakat yang menggunakan air tanah (pemompaan) di perkotaan sebesar 80 %. Selebihnya sistem penyediaan air minum (SPAM) dan membeli air angkutan keliling.
Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga mengatakan, masyarakat harus menyadari kekeringan bisa memicu krisis air bersih. Kesadaran menghemat air harus masyarakat upayakan.
“Penghematan air ini bisa dimulai dari tingkat rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus membiasakan untuk menghabiskan air minum dan menggunakan air keran secukupnya,” kata Nirwono kepada Greeners di Jakarta, Jumat (23/6).
Lahan Resapan Air Berkurang
Faktor yang juga mengancam minimnya ketersediaan air tanah adalah kurangnya lahan resapan. Wilayah perkotaan yang padat penduduk, kebutuhan air masyarakatnya pun meningkat.
Selain itu, ancaman ketersediaan air tanah di perkotaan bisa terjadi jika tidak ada upaya pembatasan pengambilan air tanah, percepatan penyediaan jaringan SPAM, dan pembatasan pembangunan gedung di kawasan pesisir.
Selain itu, penempatan pompa, septic tank dan berdekatan dengan halaman rumah yang sempit membuat kondisi air tanah tercemar bakteri Escherichia coli (E.coli). Bakteri ini mengganggu pencernaan manusia dan menyebabkan diare.
Ia menjelaskan, untuk mendukung ketersediaan air tanah, warga bisa membuat sumur resapan air di halaman rumah untuk membantu meresapkan air ke dalam tanah. Kemudian menanam pohon di sekitar rumah.
Strategi Hadapi Musim Kemarau
Melansir website menlhk.go.id air tanah merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air tanah meliputi 99 persen air di dunia. Dari jumlah itu, 25 % dimanfaatkan secara global yang sebagian besar untuk air minum.
Untuk mengantisipasi krisis air pada saat musim kemarau, BMKG meminta optimalisasi pengelolaan sumber daya seperti waduk dan bendungan.
Nirwono menambahkan, masyarakat juga harus melakukan penghematan air besar-besaran, membuat resapan air sebanyak-banyaknya, dan mengurangi pengambilan air tanah.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin