Surabaya (Greeners) – Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Pemerintah Kota Surabaya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) terkait pembangunan Kebun Raya Mangrove pertama di dunia di kota Surabaya ditandatangani. Penandatanganan tersebut merupakan puncak acara Jaga Bhumi Festival yang diselenggarakan di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, pada Minggu (29/04/2018).
Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Ketua Umum YKRI Megawati Soekarnoputri, Wakil Ketua I YKRI Michael Sumarijanto, Wakil Ketua II YKRI Alexander Sonny Keraf, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala LIPI Bambang Subiyanto, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam acara tersebut Megawati mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar setelah Brazil yang diakui dunia dalam menyumbangkan oksigen untuk dunia, tapi pada kenyataannya kondisi lingkungan hidup di Indonesia masih memprihatinkan.
“Saya melihat betapa memprihatinkan pemeliharaan kebun raya-kebun raya yang ada di Indonesia sehingga saya mengambil sebuah keputusan untuk membentuk sebuah Yayasan Kebun Raya Indonesia. Upaya untuk mendirikan kebun raya di seluruh Indonesia patut kita hargai dan apresiasi karena semakin banyak masyarakat yang masih mempunyai cinta dan kasih sayang kepada flora dan fauna,” ujar Megawati, Surabaya, Minggu (29/04/2018).
BACA JUGA: Peraih Kalpataru Minta Dukungan Yayasan Kebun Raya Indonesia
Penandatanganan MoU ini juga disambut baik oleh Bambang Subiyanto. Ia mengatakan bahwa Pemkot Surabaya memerlukan dukungan IPTEK untuk memecahkan segala aspek permasalahan masyarakat dan lingkungannya. LIPI sendiri memiliki 48 satuan kerja dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari aspek sosial, ilmu hayati, geoteknologi, hingga keteknikan.
“Melalui MoU ini diharapkan menjadi landasan bagi satuan kerja LIPI untuk menjalin kerjasama teknis dengan SKPD di Pemkot Surabaya,” ujar Bambang.
Menurut Bambang ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang unik dimana kehidupan organisme dan lingkungannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Indonesia dengan panjang garis pantai mencapai 95 ribu km, jelas memiliki ekosistem mangrove yang sangat luas.
Data KLHK menyebutkan luas mangrove Indonesia sebesar 3,49 juta ha (sekitar 23% luas mangrove dunia). Dari luasan tersebut, telah ditemukan sekitar 189 jenis dari 68 suku mangrove di Indonesia (Bakosurtanal, 2009). Kebun Raya Mangrove Surabaya, lanjut Bambang, diharapkan akan menjadi pusat konservasi mangrove di Indonesia.
BACA JUGA: Kebun Raya Mangrove Pertama di Dunia akan Dibangun di Surabaya
Dalam acara yang sama, Sonny Keraf menyatakan bahwa YKRI mempunyai komitmen untuk membantu konservasi plasma nutfah kekayaan flora yang sangat endemik yang tidak ditemukan di mana pun kecuali di Indonesia. Oleh karena itu, YKRI akan bahu-membahu membantu LIPI, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk membangun kebun raya di seluruh Indonesia.
“Dulu kebun raya hanya ada empat. Sekarang sudah ada 36 kebun raya di Indonesia dan sudah ada yang mengantre menjadi 42, dan banyak sekali kepala daerah yang sudah mengajukan permohonan untuk pembangunan kebun raya di daerahnya masing-masing,” kata Sonny.
Rencana pembangunan Kebun Raya Mangrove pertama di dunia ini juga diakui oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini sebagai hal yang membanggakan Kota Surabaya yang dipilih YKRI sebagai lokasi pembangunan tersebut. Risma menyatakan akan mendedikasikan kurang lebih 2.800 hektar lahan untuk menjadi paru-paru dunia.
“Saya sudah berhasil menurunkan suhu 2 derajat Celcius. Saya ingin menurunkan lagi 2 derajat Celcius, maka itu saya membutuhkan bantuan dari warga Surabaya untuk mewujudkan hal itu. Pembangunan Kebun Raya Mangrove ini diharapkan juga memberikan dampak penurunan suhu di Surabaya supaya banyak orang yang betah tinggal di Surabaya,” kata Risma.
Penulis: Dewi Purningsih