Jakarta (Greeners) -Tempat sampah animasi berbentuk hewan dan buah-buahan yang ditempatkan di taman-taman di lima wilayah Ibu Kota pada Desember tahun lalu, kini mulai terlihat rusak dan tak terurus. Rusaknya tempat sampah tersebut bisa terlihat di beberapa titik, seperti kawasan Kota Tua khususnya di sekitar Taman Museum Fatahillah.
Yogi Ikhwan dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta kepada Greeners mengatakan bahwa memang ada beberapa tempat sampah yang tahun lalu disebar dibanyak titik kini mulai terlihat rusak. Padahal, terangnya, keberadaan tempat sampah animasi tersebut sebenarnya dilakukan untuk menambah daya tarik dan mempercantik kawasan Kota Tua. Selain itu, tempat sampah ini disediakan agar pengunjung membuang sampah pada tempat yang disesuaikan dengan jenisnya, yaitu sampah organik, non organik dan limbah B3 (bahan beracun berbahaya).
“Kebanyakan dirusak sama orang-orang iseng. Ada juga yang memang mencuri besinya atau pelastiknya. Kalau tempat sampah plastik yang dipasangkan tiang kan memang punya nilai jual,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jakarta, Selasa (10/02).
Meski begitu, Yogi menyatakan bahwa Dinas Kebersihan DKI Jakarta akan tetap melakukan peremajaan dan penambahan tempat sampah di tahun 2015 ini. Hal tersebut masih menunggu kajian dan evaluasi terkait penempatan beberapa tempat sampah sebelumnya.
Di lain sisi, Handri (35), salah seorang petugas keamanan di kawasan Kota Tua, mengaku bahwa jarang sekali ada petugas dari Dinas Kebersihan yang datang memantau tempat sampah yang baru terpasang satu bulan tersebut. Masalah kebersihan di Kota Tua, terangnya, sejauh ini masih menjadi tanggung jawab pengelola museum.
“Enggk ada tuh yang datang. Paling ya cuma bersih-bersih atau nyapu yang di depan doang. Kalau buat tempat sampahnya sih enggak ada. Sayang banget itu masih baru sudah rusak,” tuturnya.
Sebagai informasi, Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada akhir tahun 2014 lalu telah menyebarkan setidaknya 1.809 tong sampah animasi di lima wilayah Ibu Kota sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan bebas sampah. Pembuatan ribuan tong sampah animasi itu bahkan menelan anggaran hingga 9 miliar rupiah.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun sempat mengkritik tempat sampah berbentuk animasi ini. Selain karena lokasinya yang salah karena terletak di pinggir jalan, Ahok juga memprotes desain mulut tong sampah animasi yang terlalu kecil.
Menurut Ahok, jika mulut atau lubang tempat sampah berukuran kecil, warga jadi sulit membuang sampah dan lama-lama asal saja membuang sampahnya. Selain itu, para petugas kebersihan di lapangan juga kesulitan mengeruk sampah karena tong sampah itu sulit diangkut, akibat menyatu dengan aspal jalanan.
(G09)