Sampai saat ini, ia berada dalam jumlah yang sama sejak ia diciptakan. Sedangkan manusia setiap hari jumlahnya bertambah tanpa henti. Sekitar 7 milyar manusia di bumi saat ini membutuhkan kehadirannya setiap saat. Apabila hubungan ini tidak berjalan dengan baik, manusia tentunya menjadi pihak yang sulit untuk bertahan.
Air adalah kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sulit rasanya membayangkan apabila manusia hidup tanpa adanya elemen air. Hampir segala hal yang dilakukan manusia berhubungan dengan air. Bahkan sebuah studi medis yang dirilis pada tahun 1956 oleh seorang ahli bernama Arthur Guyton menyebutkan sekitar 60% dari total berat tubuh seorang manusia mengandung air. (Textbook of Medical Physiology)
Untuk konsumsi air minum syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Baru pada tahun 1992, sekelompok manusia yang tergabung dalam Perserikatan Antar Bangsa atau dikenal dengan PBB dalam penyelenggaraaan United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) merekomendasikan agar ditetapkannya sebuah hari dimana seluruh dunia bisa memperingati pentingnya kelestarian air.
Akhirnya sidang umum PBB menetapkan setiap tanggal 22 bulan Maret sebagai Hari Air Internasional dan 22 Maret 1993 ditandai sebagai pertama kalinya pelaksanaan Hari Air se-Dunia dengan fokus atensi terhadap pentingnya ketersediaan air bersih dan advokasi terhadap pengelolaan sumber air bersih yang berkelanjutan.
“Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%”