Menteri Siti Nurbaya: Pejabat KLHK Jangan Lagi Tergoda Suap!

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya meminta jajaran eseleon satu maupun aparat yang berada di bawahnya untuk menggelorakan Gerakan Revolusi Mental dan meminta agar gerakan ini terus diawasi.

Pengawasan yang dimaksud, terang Menteri Siti, menyangkut tiga hal utama, yakni integritas, etos kerja dan gotong-royong yang selama ini telah di akomodir sebagai nilai-nilai strategis Gerakan Revolusi Mental. Ia juga memberikan instruksi kepada aparatur sipil negara di lingkup kementeriannya untuk mengutamakan kepentingan publik dibandingkan kepentingan pribadi.

“Semua harus mendahulukan kepentingan publik dengan tanggung jawab, jujur, ikhlas, profesional, dan kerja keras. Jangan lagi tergoda dengan sogok-menyogok, suap-menyuap,” imbaunya pada pencanangan Gerakan Revolusi Mental di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (21/12).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam pencanangan gerakan Revolusi Mental lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (21/12). Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam pencanangan gerakan Revolusi Mental lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (21/12). Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Menurut Menteri Siti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki pertaruhan integritas yang cukup tinggi. Di kementerian ini, segala bentuk perizinan usaha di sektor kehutanan maupun lingkungan dikeluarkan. Sehingga, segala macam godaan pasti dihadapi di hampir semua posisi.

“Tiga nilai dasar revolusi mental di lingkungan birokrasi yang tidak boleh dihilangkan, yakni etos kerja, integritas, dan gotong royong,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Siti, etos kerja dan kerja keras yang tetap profesional dan memiliki moral akan mampu memberikan ciri bagi KLHK dan meningkatkan daya saing. Untuk membenahi itu semua, KLHK masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup banyak, seperti menyiapkan infrastruktur pembangunan dan pengawasan aspek lingkungan.

Penulis: Danny Kosasih

Top