Menteri LHK: Tren Iklim 2018 Lebih Panas, Karhutla Harus Diwaspadai

Reading time: 2 menit
karhutla
Ilustrasi. Foto: wikimedia commons

Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengimbau para Gubernur untuk lebih waspada dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayahnya dengan menggunakan potensi daerah yang ada. Diperkirakan kondisi musim 2019 akan lebih kering dibandingkan tahun 2018.

“Tren tahun 2018 lebih panas daripada di tahun 2017, areal terbakar lebih besar. Di tahun 2017 ada 197-200 ribu hektare area terbakar, sedangkan tahun 2018 ada 300 ribu hektar yang terbakar. Saya juga melaporkan bahwa di tahun 2019 ini harus lebih waspada lagi sebab diperkirakan oleh BMKG di bulan Januari sampai Februari sudah mulai panas dan ternyata memang benar datanya,” kata Siti saat ditemui usai menghadiri rapat di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Jumat (11/01/2018).

BACA JUGA: Tiga Gunung di Jawa Tengah Terbakar 

Kondisi karhutla yang lebih panas dan lebih banyak lahan yang terbakar di tahun 2018 dibanding tahun sebelumnya, Siti menyatakan bahwa hal itu telah ia laporkan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto.

“Saya sudah lapor kepada Pak Wiranto dan sudah menyiapkan laporan evaluasi terkait Karhutla 2018 ke Presiden. Rencananya akan diberikan minggu depan tergantung Pak Wiranto,” ujar Siti.

Berdasarkan laporan tersebut, tertulis bahwa jumlah hotspot pada periode 1 Januari – 26 Desember 2018 yang terdeteksi melalui satelit NOAA sebanyak 4.606 titik (naik 78% bila dibandingkan 2017), sedangkan yang terdeteksi melalui satelit Terra Aqua dengan tingkat kepercayaan >80% sebanyak 9.226 titik (naik 278 % dibandingkan tahun 2017). Kenaikan jumlah hotspot lebih besar disebabkan karena kondisi iklim yang lebih panas bila dibandingkan dengan tahun 2017.

Luas kebakaran hutan dan lahan periode tahun 2018 yang dihitung berdasarkan citra satelit Landsat sampai dengan tanggal 31 Oktober 2018 yaitu 510.564 Ha (125.340 Ha pada lahan gambut dan 385.224 Ha di lahan mineral). Kebakaran hutan dan lahan tersebut sebagian telah berhasil ditangani oleh Manggala Agni bekerjasama dengan TNI/POLRI, Pemda, NGO, Masyarakat dan pihak swasta.

BACA JUGA: Pencegahan Karhutla, KLHK dan Kemenkominfo Luncurkan SMS Blast 

Berdasarkan data yang dihimpun dari KLHK, hasil Analisis Dinamika Atmosfer Update Dasarian II Bulan Desember 2018 diperkirakan terjadinya El Nino moderate pada bulan Desember 2018-Januari 2019 dan El Nino lemah pada bulan Februari-Mei 2019.

“Saya akan kontrol terus hotspotnya. Saya juga minta Manggala Agni stand by, dan respon dari Pemdanya juga bagus. Saya lihat untuk penanganan Karhutla ini memang bagaimana koordinasi di pusat sampai di lapangan,” ujar Siti.

Untuk mengantisipasi karhutla, KLHK juga akan melakukan patroli terpadu pencegahan karhutla melibatkan unsur Manggala Agni, TNI, Polri, Pemda, dan masyarakat utamanya provinsi-provinsi rawan karhutla di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu melakukan pembentukan dan pembinaan MPA (Masyarakat Peduli Api) di provinsi-provinsi rawan karhutla, serta pelatihan bagi personel Manggala Agni dan peningkatan kapasitas petugas dalkarhutla melalui pelatihan-pelatihan serta bimtek/fasilitasi kegiatan teknis dalkarhutla.

Selain itu, pengadaan dan revitalisasi sarpras dalkarhutla di Daops Manggala Agni serta di kawasan konservasi (Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Suaka Margasatwa, dan Cagar Alam) melalui UPT Kementerian LHK di setiap provinsi.

Penulis: Dewi Purningsih

Top