Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men LHK) Siti Nurbaya meresmikan kawasan Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah dan Stasiun Pemantau Kualitas Air secara Online (Online Monitoring System) di kawasan sungai Ciliwung Srengseng Sawah Jagakarsa. Kepada wartawan, Siti mengatakan bahwa pembentukan kawasan ini bertujuan sebagai pengembangan tempat wisata berkonsep edukasi lingkungan.
Bersamaan dengan peresmian kawasan, MenLHK juga meresmikan pembentukan kelembagaan Ekoriparian Srengseng Sawah yang terdiri dari gabungan komunitas peduli sungai dengan warga masyarakat sekitar kawasan Ekoriparian. Lembaga lokal ini diharapkan dapat mendorong perubahan pola pikir masyarakat di sekitar Srengseng Sawah maupun di luar kawasan untuk bisa lebih menjaga sungai dan tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah.
“Nantinya Ekoriparian ini akan membuat sadar masyarakat kalau sungai juga memiliki fungsi ekologi dan ekonomis yang bisa dimanfaatkan oleh mereka selain juga fungsi budayanya,” jelas Siti usai meresmikan Ekoriparian Srengseng Sawah, Jakarta, Sabtu ( 15/04).
Pembangunan Ekoriparian ini merupakan kerjasama multipihak antara pemerintah, swasta, komunitas serta masyarakat. Inisiatif pembentukan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung bernama Ekoriparian Ciliwung Srengseng Sawah ini sendiri datang dari komunitas Mat Peci (Masyarakat Peduli Ciliwung dan Lingkungan Hidup) yang difasilitasi oleh Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK.
Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, MR Karliansyah pada kesempatan yang sama mengutarakan bahwa beberapa fasilitas yang dibangun dalam empat zona di kawasan Ekoriparian Srengseng Sawah ini ditargetkan rampung hingga 2019 dengan bantuan dan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 182 juta rupiah dalam bentuk bantuan inatura atau bantuan berupa bentuk fisik dan bukan uang.
Sedangkan bantuan-bantuan dari perusahaan antara lain pembangunan jalur jogging track dari pemanfaatan limbah tailing PT Antam Pongkor, saung edukasi dan pengolahan air lmbah warga oleh KLHK dan PT Pertamina, saung edukasi pengolahan sampah organik oleh PT Indonesia Power, area tanaman obat keluarga oleh PT Pembangkit Jawa Bali, saung edukasi air oleh PT Palyja, bantuan pembangunan dermaga dan pengadaan perahu dari PT Antam logam Mulia dan bantuan pengadaan semen dari PT Holcim.
“Nantinya Ekoriparian ini juga dapat direplikasi di beberapa segmen di sungai Ciliwung lainnya, sehingga nantinya sungai Ciliwung dapat menjadi salah satu tujuan wisata yang mendatangkan nilai ekonomis. Hingga tahun 2019 pun sudah masuk beberapa inisiatif dari masyarakat di Jawa Barat seperti Citarum atau Cisangkuy yang akan ditindak lanjuti pembentukan ekoriparian ini,” tambahnya.
Direktur Operasi PT Antam Agus Zamzam menyambut baik inisiatif pembangunan Ekoriparian Srengseng Sawah ini. Ia mengatakan kalau PT Antam melihat fungsi sungai sebagai bagian yang sangat penting untuk lingkungan. Oleh karena itu ia mengaku kalau pihaknya merasa wajib untuk ikut berkontribusi dalam pembenahan sungai Ciliwung. “Ini konsep yang menarik untuk membuat kawasan ekowisata di sungai Ciliwung. Antam sampai sekarang sudah membangun jogging track sepanjang 1,6 kilometer dengan target 2,1 kilometer dan ini dibuat dari tailing (limbah bekas tambang emas antam),” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih