Jakarta (Greeners) – Lama tak terdengar kabarnya, Hidden Park ID ternyata tengah mempersiapkan sebuah program baru guna memudahkan masyarakat mengakses informasi terkait taman-taman kota di Jakarta. Salah satu pendiri Hidden Park, Nadine Zamira Sjarief yang ditemui oleh Greeners.co saat sedang menjadi pembicara di sebuah acara di Taman Suropati, Jakarta Pusat membeberkan sedikit informasi terkait program baru yang akan dikerjakan oleh komunitas tersebut.
Sesuai dengan tujuan awal dari berdirinya Hidden Park, cerita Nadine, yaitu memancing ketertarikan masyarakat untuk kembali bermain ke taman. Maka, setelah kegiatan terakhir yang dilakukan di Taman Tanjung, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada September 2014 lalu, komunitas Hidden Park pun mulai menggodok konsep baru untuk mengampanyekan tujuan utamanya tersebut.
Konsep baru yang dimaksud Nadine adalah pembuatan Digital Application (Digital app) sebagai sarana informasi untuk masyarakat yang ingin mengetahui lokasi dan kondisi taman-taman kota di Jakarta. Selain itu, Hidden Park juga akan melakukan survei secara meluas untuk menangkap aspirasi masyarakat terhadap taman-taman kota di Jakarta. Hal ini dilakukan karena belum ada data yang akurat tentang aspirasi masyarakat terhadap taman kota.
“Nantinya survei ini akan menjadi base line untuk mengembangkan digital app-nya ini. Jadi, Hidden Park untuk selanjutnya akan lebih banyak mengembangkan studi mengenai isu Ruang Terbuka Hijau atau taman-taman kota ini,” tutur Nadine, Jakarta, Minggu (12/04).
Dihubungi secara terpisah, Pelaksana Tugas Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Imam S. Ernawi menyatakan bahwa “hidupnya” taman-taman di sebuah kota merupakan salah satu elemen dari penerapan konsep kota pintar atau smart city.
“Kalau mau bicara tentang smart city, ya taman kota juga termasuk di dalamnya karena konsep smart city ini kan didefiniskan lebih dari sekadar menciptakan ruangan hijau yang lebih baik,” tambahnya.
Penggiat properti hijau dan pakar tata kota, Nirwono Joga pun menyampaikan hal yang serupa. Ia menuturkan, penerapan taman online maupun sistem pemakaian yang terintegrasi melalui sebuah situs internet (website) atau aplikasi digital merupakan sebuah terobosan yang tidak tertangkap oleh Pemerintah Kota, dalam hal ini adalah Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
“Kalau para petugas di Pemda DKI Jakarta ingin kreatif, bisa saja membuat sebuah taman yang terhubung secara online dan dapat dimanfaatkan untuk bermain maupun belajar atau berdiskusi bagi anak-anak muda yang juga kreatif. Banyak lho taman di Jakarta yang tidak terkelola dengan baik dan kreatif,” tukasnya.
Sebagai informasi, rencana pemerintah untuk membangun konsep kota yang ramah lingkungan dengan mewujudkan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30 % dari luas kota membutuhkan bantuan dari banyak pihak, salah satunya adalah dari komunitas peduli lingkungan. DKI Jakarta sendiri memiliki hampir 1000 taman kota yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Namun, tidak semua taman tersebut diketahui dan dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar taman.
Penulis: Danny Kosasih