Memperingati Hari Ciliwung, Menyelamatkan Yang Tersisa

Reading time: 2 menit

Jakarta (Greenersmagz) – Hari Minggu biasa digunakan warga Ibukota untuk mengajak keluarganya berlibur menghabiskan waktu sambil jalan-jalan ke Mall atau pusat perbelanjaan. Berbeda hal dengan warga di Desa Glonggong Bojong Gede Bogor. Sejumlah warga dan relawan dari berbagai komunitas berkumpul untuk melakukan aksi memungut sampah dalam rangka memperingati Hari Ciliwung yang jatuh pada 11 November 2012.

“Ayo buruan pungutin sampahnya ye, kalau bersih sungainya kan enak bisa berenang” teriak Rifki salah satu anak SD peserta “mulung sampah” terdengar menyemangati teman sebayanya. Rifki bersama puluhan anak SD lain diundang panitia Hari Ciliwung untuk melakukan aksi mulung sampah di sekitar area pelaksanaan kegiatan, di pinggiran sungai Ciliwung.

Anak anak tersebut terlihat sangat bersemangat memungut sampah yang berserakan di pinggir sungai Ciliwung, berbagai macam sampah plastik mereka kumpulkan dan bahkan ada yang menemukan sepasang sepatu yang saling terikat talinya.

Selain anak anak juga terlihat partisipasi dari aparat setempat, warga masyarakat dan relawan yang turut serta memulung sampah yang dikumpulkan dalam karung plastik berwarna putih.

Ciliwung adalah sungai yang melintasi propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sungai lintas propinsi ini memiliki peran penting bagi kehidupan yang berada di sekitarnya. Ekosistem Ciliwung di bagian hulu, kini tengah terancam utamanya oleh kegiatan industri yang belum berwawasan lingkungan. Juga perilaku masyarakat yang hidup di sepanjang sungai mulai hulu hingga hilir yang masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah termudah dan termurah.

Buruknya kualitas air Ciliwung dapat dilihat dari fakta temuan ikan asli yang sudah banyak berkurang.

Fadhel Achmad ketua acara peringatan Hari Ciliwung yang dikenal dengan panggilan Icai menjelaskan bahwa awalnya niat mencanangkan Hari Ciliwung adalah sejak ditemukannya Bulus Raksasa (Chitra chitra javanensis) pada 11 November 2011 lalu. “Kejadian ditemukannya Bulus atau Senggawangan itu membuat kami semakin sadar bahwa masih ada banyak harapan untuk penyelamatan flora fauna yang tersisa di Ciliwung. Hal tersebutlah yang mendasari kami untuk mencoba mencanangkan Hari Ciliwung ini” jelas Icai.

Icai bersama rekan-rekannya di jaringan Ciliwung Institute sejak beberapa tahun terakhir memang tengah fokus terhadap peningkatan kesadaran masyarakat untuk pemulihan kondisi sungai Ciliwung. Jaringan ini berisikan komunitas dari berbagai kalangan masyarakat yang memiliki tujuan sama untuk pemulihan kondisi sungai ciliwung.

Selain aksi memungut sampah juga dilaksanakan lomba menggambar dan mewarnai dengan tema sungai serta sesi diskusi yang diawali oleh presentasi serta sambutan dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup, komunitas anggota Ciliwung Institute dan warga sekitar yang turut serta meramaikan kegiatan ini. (G08)

Top