Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada para nelayan maupun masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di wilayah pesisir pantai agar lebih berhati-hati pada air laut yang pasang akibat dari Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada hari ini, Rabu, 8 Oktober 2014.
Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo, mengatakan masyarakat di daerah pesisir juga bisa menikmati indahnya Gerhana Bulan Total di daerah yang lebih tinggi ataupun di tanah lapang tanpa harus mendekati air laut yang sedang pasang.
“Masyarakat diminta agar selalu waspada, khususnya yang beraktifitas di wilayah pesisir pantai,” ujar Mulyono kepada Greeners, Jakarta, Rabu (08/10).
Di lain tempat, peneliti dari Observatorium Bosscha F-MIPA ITB, Moedji Raharto, menjelaskan, sebenarnya tidak ada dampak yang terlalu berbahaya akibat fenomena Gerhana Bulan Total ini. Namun, saat Gerhana Bulan Total, posisi bumi berada di antara bulan dan matahari di satu garis lurus yang sama, sehingga gaya tarik gravitasi bulan yang membuat air laut pasang menjadi lebih kuat.
“Pada posisi ini, air laut akan mengalami gaya pasang surut matahari dan bulan yang bersatu menjadi maksimum dan lebih kuat. Jadi, memang gaya tariknya lebih kuat dari biasanya, tapi itu masih biasa dan belum terlalu berbahaya,” terang Moedji.
Ilustrasi: BMKG
Ia juga menjelaskan bahwa Gerhana Bulan Total yang terjadi hari ini, akan dimulai saat bulan memasuki kawasan penumbra pada jam 15.16 WIB. Pada pukul 17.25 WIB, seluruh permukaan bulan memasuki umbra bumi yang menandakan gerhana bulan total. Momen ini akan berakhir pada 18.24 WIB, dan bulan akan meninggalkan umbra bumi pada pukul 19.34 WIB.
“Momen Gerhana Bulan Total ini berlangsung selama 59 menit,” tambahnya.
Fenomena gerhana bulan ini dapat disaksikan hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Banda Aceh. Sedangkan dua wilayah timur, yaitu Sorong dan Jayapura, menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan momen gerhana bulan hari ini.
(G09)
21 Apr 2024 
