Kualitas Udara Buruk, DLH DKI Kembangkan Sistem Inventarisasi Emisi

Reading time: 2 menit
DLH DKI Jakarta tengah mengembangkan sistem inventarisasi emisi. Foto: D:H DKI Jakarta
DLH DKI Jakarta tengah mengembangkan sistem inventarisasi emisi. Foto: D:H DKI Jakarta

Jakarta (Greeners) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta tengah mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis. Hal itu untuk memantau sumber-sumber polusi udara di Jakarta. Sistem ini memungkinkan pengumpulan data yang lebih baik tentang emisi dari berbagai sumber, termasuk kendaraan bermotor dan industri.

Belakangan ini, polusi udara di Jakarta menunjukkan status tidak sehat. DLH DKI Jakarta akan melakukan sejumlah upaya untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta.

Bicara Udara melansir bahwa data Nafas dan IQ Air pada Selasa (18/6) menunjukkan kualitas udara Jakarta tidak sehat. Data ISPU milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga menunjukkan hal yang sama. Bahkan, berdasarkan pantauan website Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kualitas udara juga menunjukkan status tidak sehat.

Melihat persoalan tersebut, DLH DKI Jakarta akan melakukan upaya yang merujuk pada implementasi Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU). Kebijakan ini menjadi panduan strategis bagi DLH dan seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta hingga tahun 2030.

BACA JUGA: Ada Pelanggaran Hak Asasi karena Polusi Tak Teratasi

Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan dengan mengikuti langkah yang ditetapkan SPPU, Jakarta akan lebih tepat sasaran dalam memperbaiki kualitas udara. Sebab, semua penyebab dan solusinya sudah dikaji dan terukur.

“Walaupun di tengah-tengah kondisi udara yang sedang menurun, Pemprov DKI sudah memiliki langkah yang jelas dalam menanggulangi pencemaran udara. Kami sedang dalam proses menyelesaikan itu,” ungkap Asep lewat keterangan tertulisnya, Rabu (19/6).

DLH DKI Jakarta tengah mengembangkan sistem inventarisasi emisi. Foto: D:H DKI Jakarta

DLH DKI Jakarta tengah mengembangkan sistem inventarisasi emisi. Foto: D:H DKI Jakarta

Jalin Kerja Sama untuk Perbaiki Kualitas Udara

Selain memperketat pengawasan terhadap sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, DLH juga melakukan langkah strategis lainnya. DLH melakukan kerja sama lintas daerah, terutama daerah aglomerasi Jakarta.

“Untuk itu, kami mendorong pemerintah daerah di sekitar Jakarta untuk lebih ketat dalam mengawasi industri di wilayahnya yang berpotensi mencemari udara di sana dan terbawa angin ke Jakarta,” ujar Asep.

Asep menjelaskan hasil analisis model HYSPLIT dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) oleh tim ahli IPB. Analisis tersebut menunjukkan dalam dua hari terakhir angin dominan berasal dari arah timur dan timur laut.

HYSPLIT (Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory) merupakan model untuk mensimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer. Model itu juga membantu memahami sumber dan dampak polusi udara.

BACA JUGA: Lindungi Hutan Luncurkan ‘Imbangi’ Kalkulator Penghitung Emisi

Asep menambahkan, penting juga perubahan perilaku masyarakat dalam menanggulangi penurunan kualitas udara. Masyarakat bisa beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat. Upaya tersebut bisa membantu memperbaiki kualitas udara Jakarta.

“Itu juga kami kampanyekan. Selain itu, upaya jangka pendek juga kami tempuh dengan mengimbau pengelola gedung-gedung tinggi memasang water mist dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta,” ungkap Asep.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top