Dalam upaya membantu Jakarta dalam mengatasi banjir, dua negara yaitu Korea Selatan dan Denmark mengajak Pemprov DKI Jakarta untuk kerja sama mengantisipasi banjir.
Pemprov DKI dan Korea Selatan menjajaki kerja sama dalam program restorasi kali Ciliwung dan perbaikan rel kereta api (KA) di Jakarta. Rencananya, program tersebut akan dilakukan atas bantuan dari Pemerintah Korea Selatan.
Sedangkan dengan Denmark, Pemprov DKI Jakarta akan menjajaki kerja sama dalam penanganan dan antisipasi banjir. Denmark tertarik membantu karena kondisi kota Jakarta hampir sama dengan ibukota Denmark, Kopenhagen yang juga pernah mengalami banjir seperti yang dialami ibu kota beberapa hari yang lalu.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambut baik kedatangan Duta Besar Korea Selatan Kim Yeong Seon dan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Martin Hermann yang membawa teknologi untuk membantu Jakarta menyelesaikan masalah banjir.
“Misalnya pengolahan sampah, kemudian teknologi pompa yang terbaru untuk menghadapi banjir. Nggak apa-apa kok. Kita saling share saja. Kalau kita butuh dan diperlukan untuk Jakarta, ya kenapa tidak. Infrastruktur yang dilirik Denmark yang berkaitan dengan climate change, berkaitan dengan banjir,” kata Joko Widodo (Jokowi) di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (19/2).
Duta Besar Denmark untuk Indonesia HE Martin Hermann mengatakan kedatangannya untuk mendiskusikan peluang kerja sama antara Kota Kopenhagen dengan Jakarta. Kerja sama yang ditawarkan adalah berbagi pengalaman dan pelajaran berharga mengenai cara mengatasi perubahan iklim.
“Saya mewakili negara saya, datang ke Pemprov DKI untuk menawarkan bantuan dan memfasilitasi kontak antara Jakarta dan Kopenhagen agar dapat menjalin kerja sama dengan baik. Khusunya dalam mengantisipasi perubahan iklim yang berdampak pada terjadinya banjir,” kata Martin.
Martin menjelaskan Kopenhagen memiliki pengalaman yang sama dengan Jakarta yang baru-baru ini mengalami banjir selama 10 hari. Curah hujan yang terus meningkat merupakan tantangan terbesar bagi kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta dan Kopenhagen.
Sementara Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengharapkan restorasi Kali Ciliwung dapat menjadi proyek percontohan untuk pengelolaan air bersih. Karena sudah saatnya Kota Jakarta harus mampu mengolah air sungai menjadi air baku untuk air bersih.
“Kami senang jika di dekat masjid Istiqlal ada bangunan yang bisa dijadikan contoh untuk pengelolaan air bersih. Jadi contoh yakni Jakarta punya waste water treatment. Kami akan mendukung hal yang terkait surat menyurat,” tukasnya.
Ahok berharap kerjasama antara DKI Jakarta dan Pemerintah Korea Selatan bisa berlanjut dan tidak hanya dilakukan dari Masjid Istiqlal sampai Pasar Baru. Karena dia berharap, Jakarta bisa menyerupai Kota Seoul yang sudah maju dan tertata rapi.
Duta Besar Korea Selatan Kim Yeong Seon mengatakan pertemuannya dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membahas tentang proyek restorasi Kali Ciliwung dan perbaikan sirkulasi rel KA Jabodetabek. Khusus proyek restorasi Kali Ciliwung, akan dilaksanakan sepanjang 380 meter. Saat ini sudah memasuki pembuatan desain restorasi yang akan dikerjakan mulai dari depan Masjid Istiqlal hingga kawasan Pasar Baru.
Hanya saja, lanjut Kim, teknologi untuk mengolah air sungai yang akan digunakan dalam proyek ini masih dalam tahap pembahasan. Paling tidak, harus dicari teknologi yang dapat mengolah air sungai sebanyak 1 ton dalam satu hari.
“Kita bahas bersama teknologinya, bagaimana time frame-nya, kapan bisa dioperasikan, pokoknya yang secara rinci akan dibahas bersama. Untuk pembahasan desain, saya menargetkan akan selesai pada akhir Juli 2013. Dan diharapkan pembangunannya sendiri bisa dimulai pada akhir tahun ini,” ujarnya.
Kim mengungkapkan fungsi restorasi Ciliwung dilakukan untuk membangun sebuah bangunan yang dikhususkan untuk pengolahan air sungai atau limbah rumah tangga. Juga dapat membangun gedung pendidikan yang dijadikan pusat untuk mendidik warga mengenai pentingnya lingkungan hidup.
Kemudian disepanjang Kali Ciliwung akan dibangun jalan untuk penghijauan yang dapat digunakan sebagai taman interaktif warga Jakarta. dengan penataan seperti itu akan menambah daya tarik Jakarta bagi wisatawan mancanegara (G06).