KLHK Optimalkan Sains dalam Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Reading time: 3 menit
KLHK Optimalkan Sains dalam Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Beberapa poster dalam protes perubahan iklim. Ilustrasi: Shutterstock.

Jakarta (Greeners) – Peneliti Utama Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr. Haruni Krisnawati S.Hut, M.Si, menekankan pihaknya optimalkan sains dalam proses inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK). Dominasi sains sesuai dengan mandat Konvensi Rangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) terkait perlunya respons yang efektif dan progresif terhadap ancaman perubahan iklim yang mendesak.

“Interaksi ilmu pengetahuan dan kebijakan sangat penting dalam pengendalian perubahan iklim termasuk dalam penurunan emisi GRK,” ujar Dr. Haruni dalam Festival Iklim terkait Inventarisasi dan Verifikasi GRK Nasional, Senin (12/10/2020).

Dr. Haruni menjelaskan UNFCCC mensyaratkan ilmu pengetahuan dalam sistem observasi, penelitian, dan asesmen. Sistem observasi meliputi proses memahami perubahan iklim dan dampaknya untuk membantu prediksi. Dalam mode penelitian, penerapan sains mampu menakar ketersediaan hasil riset perubahan iklim serta meningkatkan pemahaman guna memberi rekomedasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Penelitian berbasis sains ini kemudian diterjemahkan kembali dan dipublikasikan sebagai acuan inventarisasi GRK.

Lebih jauh, Dr. Haruni memaparkan perkembangan sains signifikan dan esensial dalam menghasilkan pengetahuan serta metodologi guna menyempurnakan perhitungan perubahan stok karbon atau emisi GRK. Pasalnya, lanjutnya, untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi ketidakpastian hasil emisi GRK, penting untuk mengukur semua carbon pool, kolam karbon, dan aktivitas lainnya.

“Sains akan memberi informasi ilmiah terkait (upaya) mengatasi perubahan iklim global serta input kebijakan perubahan iklim level nasional dan regional,” jelas Dr. Haruni.

Baca juga: Pakar Tawarkan Sagu sebagai Solusi Ketahanan Pangan

Asesmen Berbasis Sains Jamin Keakuratan Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Dr. Haruni menyebut peran asesmen penelitian terkait GRK dilakukan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). IPCC berperan penting untuk menilai informasi ilmiah dan teknis termasuk sosial ekonomi yang relevan untuk memahami risiko perubahan iklim yang disebabkan manusia.  Selain itu, lanjut Dr. Haruni, IPCC memberikan hasil penilaian yang komprehensif. Penilaian ini secara luas diakui sebagai sumber informasi yang paling kredibel dalam perubahan iklim di tingkat global.

Sebagai salah satu sumber informasi, lanjut dia, IPCC menerbitkan dokumen-dokumen berdasarkan laporan metodologi. Hal tersebut memberikan pedoman praktis untuk penyelenggaraan inventarisasi GRK nasional.

“IPCC Guidelines memiliki metode yang konsisten untuk inventarisasi GRK. Prosesnya juga mengedepankan ilmu pengetahuan,” ucapnya.

Lebih jauh, Dr. Haruni menekankan pendekatan sains membuat inventarisasi GRK lebih optimal dengan memanfaatkan hasil riset dari unit di lapangan yang dianalisis, dan dipublikasikan. Penerapan metodologi yang tepat, lanjutnya, meningkatkan akurasi, transparansi, konsistensi terhadap hasil estimasi serta-merta meningkatkan kredibilitas dan reliabilitas pelaporan Indonesia di mata Internasional.

KLHK Optimalkan Sains dalam Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Sains dukung inventarisasi gas rumah kaca yang menjadi dasar kebijakan penanganan perubahan iklim. Ilustrasi: Shutterstock.

Baca juga: Dikti Minta Perguruan Tinggi Jadi Imam Pelestarian Lingkungan

Urgensi Keakuratan Data Gas Rumah Kaca Sebagai Dasar Kebijakan

Perlu diketahui, ujar Dr. Haruni, adanya inventarisasi atau penurunan GRK bukan berarti menghilangkan sepenuhnya GRK dari lapisan atmosfer. UNFCCC justru mendorong agar GRK lebih distabilisasi sehingga persentase karbon dioksida di atmosfer tidak bertambah banyak maupun tidak terlalu kurang yang bisa berdampak pada suhu bumi.

Dr. Haruni mereken tantangan dalam pemanfaatan hasil ilmu pengetahuan untuk inventarisasi GRK salah satunya adalah ketersediaan data terkait penurunan emisi dan aksi mitigasi GRK yang digunakan. Koordinasi antara pihak-pihak di level daerah dan nasional harus terus dijaga agar proses pelaporan dapat dilakukan secara akurat. Selain data tersebut, inventarisasi GRK juga bisa menggunakan data hasil penelitian para pakar yang terpublikasi di IPCC.

“Data dan hasil penelitian yang akurat perlu digunakan sebagai dasar kebijakan untuk mencapai target penurunan emisi,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi, KLHK, Syaiful Anwar menjelaskan pihaknya juga tengah menginisiasi penyusunan kebijakan satu data termasuk dalam penanganan GRK. Saat ini telah dibangun regulasi dalam bentuk peraturan menteri dan pembangunan sistem aplikasi yang digunakan dalam perhitungan dan pelaporan inventarisasi GRK secara online (SIGN SMART) dan sistem registrasi nasional (SRN).

“Kita juga menginisiasi integrasi sistem-sistem yang ada terkait GRK dan dibangun dalam kementerian dan lembaga terkait yang diintegrasikan,” tutupnya.

Penulis: Muhammad Ma’rup

Editor: Ixora Devi

Top