Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan keterlibatan perusahaan sawit pada Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2016. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah mengatakan kalau perusahaan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri (HTI) yang ikut serta tersebut adalah perusahaan yang beroperasi di lahan gambut.
Fokus penilaian dari program ini, jelasnya, masih terletak pada bagaimana perusahaan mengelola tata air di lahan gambut. Selain itu, ada juga pengukuran kelembaban dan pengendalian kerusakan lingkungan.
“Jadi ukuran kelembaban dan pengendalian kerusakan yang menjadi fokus penilaian kita. Karena ini pertama bagi perusahaan itu masuk Proper, maka tidak semua parameter yang ada di Proper itu kita berlakukan. Jadi lagi-lagi analisis dampak lingkungannya karena itu adalah niat utamanya, lalu upaya mereka dalam tata kelola air,” kata Karliansyah, Jakarta, Selasa (06/12).
BACA JUGA: KLHK: Kondisi Kualitas Air Sungai di Indonesia Memprihatinkan
Selain masuknya perkebunan sawit dalam Proper 2016, KLHK juga mendorong industri untuk terus melakukan inovasi dalam hal pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan prinsip ekonomi hijau.
Untuk tahun ini tercatat ada 260 inovasi dari 247 perusahaan. Karliansyah menjelaskan, 260 inovasi tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan yang memperoleh peringkat Proper Hijau dan Emas, atau dua peringkat tertinggi dari Proper karena dianggap telah mampu mengelola lingkungan hidup dengan baik.
“Inovasi tersebut berasal dari upaya efisiensi energi sebanyak 63 inovasi, efisiensi beban pencemaran air sebanyak 16 inovasi, penurunan emisi sebanyak 44 inovasi, 3R (reduce, reuse, recycle) limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sebanyak 33 inovasi dan lain-lain,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pertimbangan Proper Sudharto P Hadi mengatakan bahwa hasil inovasi dan peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan Proper 2016 secara kuantitatif yaitu efisiensi penggunaan energi 249.808.268 gigajoule, efisiensi air 447.463.288 meter kubik, penurunan emisi 75 juta ton CO2 ekuivalen, penurunan beban air limbah 3.568.536 ton, dan Rp976 miliar dana pemberdayaan masyarakat.
“Proper 2016 dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan untuk mendorong perusahaan untuk menaati peraturan perundang-undangan melalui insentif dan disinsentif reputasi, dan mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja lingkungannya untuk menerapkan produksi yang lebih ramah,” tutur Sudharto.
BACA JUGA: 21 Perusahaan Mendapat Peringkat Hitam pada Proper 2015
Sebagai informasi, pada tahun 2016, peserta Proper mencapai 1.930 perusahaan dari 111 jenis industri. Tingkat ketaatan Proper tahun ini mencapai 84 persen, atau meningkat 11 persen dari ketaatan peserta Proper tahun lalu.
Peraih Proper secara berurutan dari yang terbaik adalah peringkat Emas sebanyak 12 perusahaan, peringkat Hijau 172 perusahaan, peringkat Biru 1.422 perusahaan, peringkat Merah 284 perusahaan, dan peringkat Hitam 5 perusahaan. Selain itu, sebanyak 13 perusahaan dalam proses hukum dan 22 perusahaan tutup atau tidak beroperasi.
Pengumuman perusahaan penerima peringkat Proper Hijau dan Emas akan diumumkan pada Rabu (07/12) di Istana Wakil Presiden, Jakarta.
Penulis: Danny Kosasih