Jakarta (Greeners) – Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (Dirjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baru saja melantik kepengurusan pusat Asosiasi Bank Sampah Indonesia. Dengan dikukuhkannya kepengurusan asosiasi ini, maka diharapkan proses pengelolaan bank sampah di Indonesia dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Masalah yang paling sering itu kan pemetaan bank sampah yang aktif dan tidak aktif atau hanya tersendat pengelolaannya. Itu kan kita sulit mengontrolnya. Jadi dengan wilayah kerja di seluruh Indonesia, maka asosiasi diharapkan dapat menjadi pendamping khusus pada bank sampah-bank sampah di daerah,” ujar Direktur Jendral PSLB3 KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih kepada Greeners, Jakarta, Rabu (15/03).
BACA JUGA: Empat Perusahaan Ini Dinilai KLHK Bertanggung Jawab Kelola Sampah
Wakil ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia Bambang Suwerdha mengatakan bahwa jajaran asosiasi pusat ini diisi oleh perwakilan pengurus bank sampah dari beberapa daerah dengan posisi ketua, wakil ketua 1, wakil ketua 2, sekretaris jendral, wakil sekretaris jendral, bendahara dan wakil bendahara.
“Nantinya setelah pelantikan ini, akan ada juga perwakilan untuk pengurus di daerah atau wilayah yang akan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah juga,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, adanya asosiasi ini karena melihat fenomena perkembangan bank sampah yang melesat begitu cepat di Indonesia namun tidak diiringi dengan bertahannya bank sampah-bank sampah yang telah lama ada. Jumlah bank sampah di seluruh Indonesia yang ada saat ini pun masih belum terpetakan secara pasti.
BACA JUGA: Pengelolaan Sampah, DKI Jakarta Terapkan Program Satu RW Satu Bank Sampah
Jika melihat dari sisi kualitas, lanjutnya, hilang-timbulnya bank sampah diakibatkan karena tidak adanya pendampingan yang pasti dan berkala. Untuk itulah Asosiasi Bank Sampah akan mengambil peran dalam pendampingan terhadap pengelolaan bank sampah di seluruh Indonesia.
“Apalagi sekarang ini kan bank sampah sedang booming (meledak) hingga kita sulit untuk memetakan. Karena sedang jadi perbincangan hangat pula maka banyak lapak-lapak yang akhirnya langsung membranding (mencitrakan) lapak mereka sebagai bank sampah. Padahal, rohnya bank sampah itu bukan melulu soal ekonomi,” katanya.
Asosiasi Bank Sampah Indonesia juga berencana meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pelaku bank sampah agar meningkat keterampilan mengelola sampah lewat rencana pedoman-pedoman yang akan mulai disusun untuk mengelola bank sampah. Hal ini juga untuk mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan Bebas Sampah 2020.
“Bersama pelaku usaha juga kami ada kemitraan dengan APDUPI (Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Plastik Indonesia) dan ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Pelastik Indonesia) terutama untuk sampah sampah yang nilai rupiahnya kecil tapi jumlah sampahnya banyak. Yang begini yang penting untuk diperhatikan teknik daur ulangnya,” tutup Bambang.
Penulis: Danny Kosasih