Kebakaran Savana Di Bromo Diduga Karena Ulah Manusia

Reading time: 2 menit
Foto: greeners.co

Malang (Greeners) – Kebakaran terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Padang savana yang berada di blok Pengol atau kawasan bukit “Teletubbies” terbakar sejak Selasa, 9 September 2014 sore. Hingga siang ini, petugas gabungan tengah berusaha memadamkan api dengan cara tradisional dan berusaha agar api tidak merembet dan meluas.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ayu Dewi Utari mengatakan, api diketahui sejak Selasa sore. Namun, karena kondisi rumput ilalang yang kering disertai hembusan angin yang kencang menyulitkan petugas memadamkan api. “Petugas gabungan dari TNBTS, TBI, Polri, relawan, serta masyarakat berusaha memadamkan api sejak kemarin,” katanya, Rabu (10/9/2014).

Ayu yang meninjau lokasi kebakaran pagi tadi mengatakan, petugas telah membuat parit penghalang agar api tidak meluas dan diharapkan hari ini api sudah bisa padam. Savana “Teletubbies” ini memang mirip dengan savana dalam film anak-anak “Teletubies” sehingga disebut demikian. Para pengunjung kawasan Bromo selalu mengunjungi savana ini untuk menikmati kedamaian di tengah savana.

Menurutnya, kebakaran yang menghanguskan hingga 100 hektar padang savana kali ini merupakan kejadian yang ketiga kalinya pada 2014. Kebakaran sebelumnya terjadi ketika Lebaran dengan luas savana sekitar 1-1,5 hektare yang terbakar. Selain, ilalang, tanaman adas, dan perdu juga hangus terbakar dalam peristiwa ini. Ayu menduga, kebakaran ini disebabkan karena ada orang yang membuang puntung rokok sembarangan, atau para pencari kayu yang lupa tidak memadamkan api unggun hingga benar-benar padam.

Organisasi perlindungan hutan dan satwa atau Protection of Forest and Fauna (ProFauna), Rosek Nursahid, juga menegaskan jika pemicu kebakaran adalah manusia yang seenaknya saja membuang puntung rokok atau membuat api unggun yang pemadamannya tidak sempurna.

Ia meminta pihak TNBTS lebih intensif dalam melaksanakan kontrol dan patroli untuk mencegah kebakaran tidak terulang kembali. Sebab, bisa saja itu ulah wisatawan yang tidak mengetahui bahaya puntung rokok. “Patroli harus lebih diintensifkan oleh petugas,” katanya.

Data Balai Besar TNBTS menyebutkan, kebakaran tahun 2012 juga pernah terjadi dan menghanguskan 33 hektare padang savana. Sejak 2007-2011, terjadi 61 kasus kebakaran yang merusak padang savana seluas 1.688 hektare.

Setiap musim kemarau, pihak BB TNBTS selalu mengantisipasi adanya kebakaran terutama di padang savana karena rawan terbakar. Meski posko tanggap darurat kebakaran dan papan larangan membuang puntung rokok sembarangan, hampir setiap tahun terjadi kebakaran meski volumenya kian menyusut.

(G17)

Top