Jakarta (Greeners) – Kali Bekasi kembali tercemar menjadi hitam pekat dan bau akibat bocornya limbah industri. Hal ini menyebabkan terhentinya pasokan air bersih. Awal mula timbulnya pencemaran ini juga diduga mengalir dari Kali Cileungsi.
Warga Sektor 5, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Budi (42) kekurangan air bersih akibat adanya pencemaran kali Bekasi ini. Sebab, air yang Budi gunakan berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi.
“Tidak ada sama sekali sejak tanggal 13 September 2023. Hal ini dikonfirmasi oleh PDAM Tirta Bhagasasi karena memburuknya tingkat kekeruhan air baku akibat pencemaran limbah di kali Bekasi. Sehingga, produksi dan distribusi air bersih terhenti,” kata Budi kepada Greeeners, Kamis (21/9).
Selama hampir satu minggu, Budi tidak bisa mendapatkan air bersih seperti pada biasanya. Selama itu, Budi hanya mengandalkan air tanah milik warga.
“Di dekat rumah itu ada air tanah. Jadi, tetangga lain juga–sekitar 20 rumah–menggunakan air tanah sampai waktu yang tidak ditentukan. Kita ambil airnya masukin ke galon, ember, dan jerigen,” tambah Budi.
BACA JUGA: 51 % Sumber Pencemar Sungai Indonesia dari Limbah dan Sampah
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKLH) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Andy Frengky mengatakan air baku yang bersumber dari Kali Bekasi berpengaruh kepada air PDAM.
“Iya untuk air baku ketika tercemar itu jangan dipakai. Sebab, salah satu air baku yang PDAM gunakan itu dari Kali Bekasi. Ketika Kali Bekasi tercemar, berarti untuk aliran dari Kali Bekasi itu dihentikan,” ungkap Frengky melalui sambungan telepon, Jumat (22/9).
Oleh karena itu, PDAM saat ini mendistribusikan air dari sodetan Kalimalang. Frengky menambahkan, ketika penyaluran air dari sodetan Kalimalang usai dirancang, maka PDAM akan memanfaatkan air tersebut dan tidak lagi mendistribusikan air dari Kali Bekasi.
Pencemaran Kali Bekasi Terus Berulang
Pencemaran air Kali Bekasi bukan menjadi kali pertama. Di tahun-tahun sebelumnya, pencemaran yang berasal dari air limbah industri juga telah mencemari Kali Bekasi yang berubah warna menjadi hitam pekat dan bau.
Frengky mengatakan, awalnya pencemaran Kali Bekasi di tahun 2019. Kemudian, berlanjut pada tahun 2020, 2021 kemudian 2022. Kemudian, pencemaran air kembali lagi muncul di bulan April pada tahun 2023
“Muncul lagi ketika mau lebaran. Kemudian saya telusuri, kan kita punya tim pasukan katak, memang rutin di Kali Bekasi untuk bersih bersih sampah kali bekasi, nah mereka menemukan air berwarna hitam,” ungkap Frengky.
Tindak Lanjut DLH Kota Bekasi
DLH Kota Bekasi pun menindaklanjuti hal ini dengan melaporkan kepada DLH Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Limbah ini juga bukan berasal dari wilayah Bekasi, melainkan diduga dari Kali Cileungsi.
“Kami simpulkan ternyata sumber pencemarnya itu ada di wilayah lain, bukan di Bekasi. Sehingga, kami tidak bisa menjangkau itu. Pada bulan April, bersama DLH Kabupaten Bogor dan KLHK, akhirnya mereka berikan tindak pidana ke tiga perusahaan,” imbuh Frengky.
BACA JUGA: Pencemaran Mikroplastik Hantui Danau Poso
Kemudian, DLH Kota Bekasi juga terus melakukan pengecekan kembali terhadap limbah dari sejumlah perusahaan. DLH Bekasi pun terus mengingatkan perusahaan untuk melakukan kewajibannya dengan melaporkan hasil uji lab dari limbah.
Pemerintah Berikan Pasokan Air
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga memberikan bantuan kepada warga dengan memberikan satu truk yang membawa pasokan air. Bantuan itu pun datang setelah satu minggu warga kekurangan air.
“Air itu mati tanggal 13 sampai tanggal 15. Terus di tanggal 15 itu air ngalir dengan warna agak sedikit keruh. Tanggal 16 dan 17 sudah kembali normal, di tanggal itu juga banyak stok air. Sebab, tanggal 18 sampai 19 mati lagi airnya, kemudian di tanggal 20 airnya sudah bisa digunakan kembali dengan normal,” kata Budi.
Budi menambahkan, menipisnya pasokan air juga imbas dari musim kemarau. Untuk mengantisipasi musim kemarau ini, Budi bersama warga lainnya akan menyimpan stok air sebanyak-banyaknya saat air sedang mengalir.
“Sehari mengisi air sebanyak 4 galon ke tetangga, ketika tidak ada air dari PDAM. Jam 3 pagi kadang air nyala di rumah, jadi saya stok. Terus air itu nyalanya enggak nentu, keseringan juga malam, jadi ya mau enggak mau harus stok,” kata Budi.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia