Jokowi: OOC Harus Menjadi Motor Penggerak Revolusi Mental Global untuk Merawat Laut

Reading time: 2 menit
revolusi mental
Presiden Joko Widodo membuka konferensi internasional Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Bali pada Senin (29/10/2018). Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 1.500 peserta dari 143 negara. Foto: Humas KKP

Bali (Greeners) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) membuka konferensi internasional Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Bali pada Senin (29/10/2018) pagi. Dalam pidatonya, Jokowi mengharapkan konferensi yang dihadiri oleh lebih dari 1.500 peserta dari 143 negara ini menjadi motor penggerak revolusi mental global dalam merawat laut.

“Saya sadar bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari, saya sadar wilayah air kami lebih besar daripada wilayah darat. Kita semuanya sadar bahwa wilayah air dunia lebih besar daripada wilayah darat. Saya dan kita semua sadar bahwa laut dan samudera adalah masa depan kita, our ocean our future,” ujar Jokowi.

BACA JUGA: Susi Pudjiastuti dan Retno Marsudi Pimpin 1.000 Orang Bersihkan Pantai 

Jokowi mengatakan laut penting bagi kehidupan dan masa depan umat manusia. Ratusan juta manusia hidupnya tergantung pada sektor perikanan dan rantai pasokannya. Hampir setengah penduduk dunia atau sekitar 3,2 miliar manusia hidup dalam radius 100 km dari laut, belum lagi sumber daya lain yang terkandung di dalam laut.

Total kekayaan laut dunia diperkirakan senilai 24 triliun dollar Amerika, dengan rincian lebih dari 90% total volume perdagangan dunia dilakukan melalui laut, lebih dari 40% nilai perdagangan dunia juga dilakukan melalui laut, dan 61% total hasil produksi minyak mentah dunia juga diproduksi melalui laut.

Di sisi lain, laut di dunia juga menghadapi berbagai tantangan dan kejahatan yang semakin marak. Data FAO menyatakan jumlah ikan yang diambil secara ilegal sekitar 26 juta ton atau senilai 10-30 miliar dollar Amerika setiap tahun. Perompakan, perdagangan manusia, penyelundupan manusia, dan perbudakan termasuk juga tumpang tindih klaim maritim masih terjadi. Kesehatan laut juga sangat memprihatinkan, seperti polusi sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air laut dan naiknya permukaan air laut.

“Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia. Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya. Kita butuh semua kerjasama global untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, khususnya terkait perlindungan laut,” jelas Jokowi.

BACA JUGA: Our Ocean Conference 2018, Menagih Komitmen Dunia atas Keberlanjutan Laut 

Jokowi menyatakan bahwa diperlukan revolusi mental untuk menangani tantangan di laut dan mengelola laut secara berkesinambungan. Ia mendorong OOC untuk mengambil langkah guna meningkatkan sinergi yang dilaksanakan masing-masing negara.

Menutup pidatonya, Jokowi membacakan puisi tentang kelautan.

Jangan lagi punggungungi lautmu
Tataplah dia
Rangkullah dia dengan hatimu
Jadikan dia sahabatmu
Sahabat yang akan memberikan kehidupan untuk kamu, untuk cucumu, untuk cicitmu.

Laut bukan menjadi pemecah
Laut adalah pemersatu
Pemersatu jarak antara darat
Pemersatu berbagai peradaban anak manusia

Laut harus menjadi samudera kesejahteraan
Laut harus menjadi samudera kedamaian

Rawat dan cintailah lautmu samuderamu
Lautmu adalah masa depanmu

Our ocean, our future
Our ocean, our legacy!

Penulis: Dewi Purningsih

Top