Jakarta (Greeners) – Tersisa satu hari lagi, Java Jazz Festival ke-18 akan digelar dengan menghadirkan wajah musisi baru dan pengalaman seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Namun yang konsisten mereka usung adalah komitmennya menghadirkan gelaran musik yang peduli lingkungan.
Java Jazz Festival 2023 akan berlangsung 2-4 Juni 2023 di JiExpo Kemayoran, Jakarta ini kembali mengusung Less Waste More Jazz. Aksi yang sudah mereka lakukan lebih dari 1 dekade bersama Greeners dan sejumlah mitra lainnya.
Sebagai salah satu festival jazz terbesar di dunia, Java Jazz Festival 2023 menjadi satu-satunya festival yang berisi 12 panggung dengan lebih dari 180 penampilan musisi dalam waktu tiga hari.
President Director of Java Festival Production, Dewi Gontha mengatakan, hal spesial dari Java Jazz di tahun ini adalah penonton bisa menikmati beberapa kolaborasi dari para musisi.
“Beberapa kolaborasi itu memang untuk keperluan festival ini. Bahkan ada satu grup reunian untuk keperluan tampil di Java Jazz. Kolaborasi musisi Indonesia dengan asing tahun ini juga cukup banyak,” ungkap Dewi, di Jakarta, Rabu (31/5).
Di sisi lain aktivitas dari sponsor pun sangat variatif dan menarik yang memberikan pengalaman baru kepada penonton. Ia juga menambahkan, Java Jazz ini bukan hanya pertunjukan musik aja saja, tetapi juga ada keseruan lainnya yang bisa penonton nikmati di area exhibition.
Java Jazz Festival Ingin Penontonnya Teredukasi
Sebelumnya dalam jumpa media Maret 2023, Dewi juga menyebut, meski Java Jazz Festival belum 100 % benar-benar zero sampah, tapi kebiasaan-kebiasaan kecil berupa membuang sampah pada tempat sampah yang sesuai menjadi awal perjalanan Java Jazz Festival.
“Kita pun sebagai penyelenggara banyak belajar. Awalnya hanya memisahkan sampah sampai akhirnya sampah kita angkut tetap dalam keadaan terpisah hingga kita kelola. Itu sebuah proses,” kata dia.
Konsep Less Waste More Jazz menekankan ketersediaan tempat sampah yang terpisah sesuai dengan jenis sampahnya, seperti sampah anorganik (plastik, botol), sampah organik (sisa makanan) dan residu.
Dewi berharap, aksi-aksi dan kampanye kecil ini mampu mengajak masyarakat secara luas mengubah perilaku menjadi lebih ramah lingkungan.
Konser Ramah Lingkungan Bermanfaat
Banyaknya panggung hingga ratusan penampilan dari para musisi, dengannya banyak penonton akan berkorelasi meningkatnya timbulan sampah. Untuk itulah, Java Jazz konsisten usung less waste dengan menyediakan tempat sampah terpilah di banyak titik lokasi. Selain itu, sampah yang terpilah akan ditangani sesuai jenisnya sehingga tidak membebani tempat pembuangan akhir.
Pemerhati Lingkungan Universitas Indonesia Mahawan Karuniasa menilai, konser dan aktivitas seni adalah bagian dari aktivitas manusia. Saat ini seluruh aktivitas manusia butuh transformasi menjadi ramah lingkungan, begitu pula dengan industri.
“Tentu saja konser pun harus concern terhadap lingkungan,” katanya kepada Greeners, baru-baru ini.
Menurutnya, konser ramah lingkungan memberi sejumlah manfaat, di antaranya mengurangi jejak ekologis, mengurangi konsumsi energi dan gas rumah kaca. Konser pun harus menggunakan energi yang ramah lingkungan.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin