Jakarta (Greeners) – Java Jazz Festival (JJF) pada 27-29 Mei 2022 tak hanya menampilkan keseruan musik jazz. Mengusung tagline ‘Less Waste More Jazz’, acara ini mengajak pengunjung bijak kelola sampah.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam UU itu mengatur harus adanya pengelolaan sampah dalam sebuah kegiatan acara.
Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal mengatakan, pengelolaan sampah di sebuah acara menunjukkan bagaimana gambaran kondisi peradaban bangsa sesungguhnya.
“Kita ketahui bahwa event Java Jazz ini merupakan event internasional. Kita juga bisa menyampaikan kepada publik, inilah peradaban yang kita bangun. Peradaban kekinian dan masa depan yang harus kita lakukan,” katanya dalam talkshow bersama Greeners, di lokasi JJF, Sabtu (28/5).
Acara-acara besar kerap kali mengundang pengunjung dan memiliki potensi besar menghasilkan sampah. Bila sampah tak terkelola dengan baik maka berdampak serius pada lingkungan.
“Oleh karena itu, langkah menyuarakan upaya minim sampah dalam masyarakat penting kita lakukan secara konsisten. Misalnya, mendorong belanja tanpa kemasan dan diganti dengan tempat belanja, menghabiskan makanan, serta mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai,” paparnya.
Kedua, persoalan sampah merupakan persoalan serius yang berkaitan dengan kesadaran perilaku publik. Oleh karena itu, sambung Novrizal, dengan adanya event Java Jazz ini harapannya pengunjung menjadi trendsetter untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku publik.
KLHK, mewakili pemerintah sambung Novrizal akan terus berkontribusi mendorong kesadaran perilaku minim sampah melalui berbagai acara-acara. Seperti Java Jazz yang lekat dengan generasi milenial.
“Saya berharap apa yang kami kampanyekan, khususnya pada generasi muda di sini akan berdampak luas ke masyarakat,” imbuhnya.
Dorong Masyarakat Lakukan Gerakan Minim dan Pilah Sampah
Dalam kesempatan ini, KLHK memastikan keseruan pengelolaan sampah lewat wadah sampah tematik. Dari sini lanjut Novrizal, pengunjung KLHK dorong mengelola dan memilah sampah.
Di JJF tersedia wadah sampah organik, sampah recycle, sampah residu dan sampah spesifik, serta sampah puntung rokok (creative fun disposal-ashtray). Wadah sampah puntung rokok ini terobosan di Java Jazz Festival karena banyaknya puntung rokok yang pengunjung hasilkan.
“Mudah-mudahan ini memberikan pemahaman sekaligus sentuhan baru kepada pengunjung-pengunjung baru, terutama untuk sampah puntung rokok,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Penanggungjawab ‘Less Waste More Jazz’, Syaiful Rochman menyebut ‘Less Waste More Jazz’ merupakan transformasi dari konsep Zero Waste Event pada tahun 2009 lalu.
Berawal dari kolaborasi antara KHLK bersama Java Festival Production, akhirnya konsep tersebut konsisten terimplementasi hingga saat ini.
Ia juga menambahkan transformasi antara Zero Waste Event ke Less Waste mengacu pada prinsip pengurangan sampah yang harus pengunjung prioritaskan sebelum akhirnya terkelola.
“Karena pada prinsipnya setiap event harus mengurangi sampah dulu, baru mengelola makanya namanya less waste. Kalau ‘Less Waste More Jazz’ disesuaikan dengan konsep acaranya,” paparnya.
Selain mengurangi beban timbulan sampah dari sebuah kegiatan acara, Syaiful menekankan motivasi utama konsep ini agar ke depannya pihak penyelenggara acara juga memikirkan pentingnya pengelolaan sampah.
“Ibaratnya kalau event mau bayar mahal untuk artis, harusnya juga mampu membayar mahal untuk pengelolaan sampahnya, salah satunya melalui less waste,” ujar dia.
Hari Pertama Java Jazz Festival 2022 Hasilkan 1,8 Ton Sampah
Adapun pada hari pertama JJF, sampah yang terkumpul sebanyak 1,8 ton. Terdiri atas akumulasi sampah daur ulang, sisa makanan dan residu.
Syaiful juga menambahkan terdapat tim swiper di sekitar 50 titik pemilahan sampah. Tim ini bertugas setiap jam untuk memastikan pengelolaan dan pemilahan sampah.
Sementara itu lanjut Syaiful untuk menekan timbulan sampah, pengunjung sebuah acara sebaiknya membawa tempat makan dan minum sendiri atau guna ulang.
Berdasarkan data Greeners Java Jazz Festival tahun 2020 menghasilkan sampah plastik 1,1 ton dan 3,1 ton untuk jenis sampah daur ulang. Dalam Java Jazz Festival 2022 ini, sejumlah pihak swasta juga terlibat seperti Blibli dan PT Sinar Sosro.
Chief Operating Officer (COO) Blibli, Lisa Widodo menyambut gembira agenda Java Jazz Festival 2022 tahun ini. Blibli terlibat dalam dukungannya sebagai omnichannel terintegrasi sebagai exclusive ticketing dan merchandise partner.
“Oleh karena itu, melalui program Blibli Cinta Bumi bersama Greeners kami mengajak para pelanggan dan penikmat musik ini untuk menerapkan gaya hidup eco-conscious serta mendukung #lesswastemovement,” katanya.
Blibli juga telah menyediakan 20 titik collection box Blibli Cinta Bumi yang memilah sampah plastik dan kardus di area konser. Seluruh sampah yang terkumpul selanjutnya akan diolah kembali melalui program pemberdayaan komunitas.
Sejalan dengan Misi Good Environment Perusahaan
Sementara itu GM Marcomm & PR PT Sinar Sosro Devyana Tarigan menyatakan, PT Sinar Sosro mengusung misi good environment yang merupakan perwujudan dari The Good Beverage Company.
Melalui good environment ini, PT Sinar Sosro telah terbiasa dengan gerakan atau aksi pengumpulan sampah kemasan untuk didaur ulang, baik secara internal maupun eksternal. Misi good environment tersebut juga senada dengan ‘Less Waste More Jazz’.
Di Java Jazz Festival 2022, Sinar Sosro menyediakan banyak tempat sampah terpilah agar memudahkan konsumen membuang sampahnya. Di acara Java Jazz Festival 2022 ini, adalah kali kedua Sinar Sosro bekerja sama dengan Greeners.
“PT Sinar Sosro ikut mensponsori atau mensupport event-event seperti saat ini di Java Jazz Festival. Kemasan minuman yang konsumen konsumsi akan kita kumpulkan untuk disetor Greeners sebagai partner pengumpul sampah,” ungkapnya.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin