Jakarta (Greeners) – Melandainya kasus pandemi Covid-19 pada tahun 2022 lalu membuat industri konser dan festival musik tanah air kembali menggeliat, salah satunya Java Jazz 2023.
Tak dipungkiri, banyaknya penonton di konser musik menciptakan timbulan sampah. Festival musik yang telah concern dalam pengelolaan sampah adalah Java Jazz Festival oleh PT Java Festival Production. Festival yang eksis sejak tahun 2005 ini selalu menjadi perhatian karena menampilkan musisi-musisi kawakan nusantara dan mancanegara.
Perjalanan konsep Zero Waste Event telah berlangsung sejak tahun 2009 sebelum akhirnya pada tahun 2015 mengalami transformasi menjadi Less Waste More Jazz. Menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Greeners.co, Java Jazz konsisten menampilkan wajahnya sebagai festival musik yang concern pada isu sampah.
Apa Itu Zero Waste Event?
Dalam Zero Waste Event Planning oleh Pemerintah South Portland, Zero Waste Event menitikberatkan unsur berkelanjutan dan menyebarkan kampanye pengurangan sampah dalam masyarakat melalui acara atau festival.
Tujuan akhir Zero Waste Event tak lain adalah mengalihkan 90 % sampah hasil festival yang seharusnya masuk ke TPA untuk proses daur ulang dan pengomposan. Khusus untuk daur ulang membutuhkan sampah-sampah anorganik, sedangkan dalam pengomposan membutuhkan sampah organik.
Java Jazz 2023 Konsisten dalam Less Waste More Jazz
Direktur Utama PT Java Festival Production Dewi Gontha mengatakan, meski Java Jazz Festival belum 100 % benar-benar zero sampah, tapi kebiasaan-kebiasaan kecil berupa membuang sampah pada tempat sampah yang sesuai menjadi awal perjalanan Java Jazz Festival.
“Kita pun sebagai penyelenggara banyak belajar. Awalnya hanya memisahkan sampah sampai akhirnya sampah kita angkut tetap dalam keadaan terpisah hingga kita kelola. Itu sebuah proses,” kata dia.
Konsep Less Waste More Jazz menekankan ketersediaan tempat sampah yang terpisah sesuai dengan jenis sampahnya, seperti sampah anorganik (plastik, botol), sampah organik (sisa makanan) dan residu.
Selain itu, Dewi memastikan di area food and beverage sudah tak ada lagi styrofoam sebagai wadah makanan karena kandungannya yang berbahaya. Namun, khusus untuk botol plastik PET masih ditoleransi karena bisa masuk dalam daur ulang.
Targetkan Masyarakat Teredukasi
Dewi berharap, aksi-aksi dan kampanye kecil ini mampu mengajak masyarakat secara luas mengubah perilaku menjadi lebih ramah lingkungan. Ia juga menegaskan, kesadaran masyarakat untuk terus memilah sampahnya telah meningkat dari tahun ke tahun.
“Kita tidak ngoyo, yang mampu kita kerjakan ya itu kita lakukan sedikit demi sedikit. Kalau sampai benar-benar nol sampah tak mungkin, karena kita terus konsumsi. Harapannya yang penting masyarakat teredukasi,” ujar dia.
Humas KLHK Pandu Aditya Affandi mengatakan, kampanye pengelolaan sampah Less Waste More Jazz mengajak masyarakat untuk memilah sampah. “Sehingga harapannya ke depannya dapat menjadi gaya hidup baru di rumah,” imbuhnya.
Dorong Festival Musik Lain Terapkan Less Waste
Ia berharap, semangat Zero Waste Event dalam Java Jazz mampu menular pada pihak-pihak penyelenggara festival musik lainnya. “Kami KLHK sangat terbuka untuk kolaborasi, kita berharap ke depan semakin banyak penyelenggara festival yang sadar,” ucapnya.
General Manager Marcomm of PT Sinar Sosro Devyana Tarigan menyatakan, sebagai produksi minuman di Java Jazz Festival, Sosro berkomitmen membantu KLHK untuk mengelola sampah botol untuk kemudian kita daur ulang. “Ini kita lakukan agar sampah kita tak berakhir dan membanjiri TPA,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa proses daur ulang hendaknya tak hanya bermakna sebatas mendaur ulang botol kemasan. Tapi lebih dari itu, sebagai upaya menyadarkan gaya hidup minim sampah pada masyarakat luas.
Helatan Java Jazz Festival akan berlangsung pada 2-4 Juni 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Mengangkat tema Let Music Lead Your Memories, harapannya penonton dapat menciptakan kenangan baru ataupun mengingat kenangan di masa lampau. Seperti cerita perjuangan penyelenggarakan festival yang penuh suka duka, untuk dinikmati semua kalangan dengan penuh suka cita.
Penulis: Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin