Ajang kumpul untuk bertukar pengalaman para petualang Indonesia kembali digelar. Mengusung nama Jambore Petualang Indonesia 2009, para milister petualang Indonesia menyelenggarakan berbagai macam kegiatan, tentunya seputar petualangan alam bebas yang mengambil lokasi Ranca Upas, Ciwidey, Kab. Bandung, Sabtu- Minggu (8-9/8) yang lalu. “Kegiatan Jambore Petualang Indonesia 2009 ini diikuti kurang lebih 1000 orang, terdiri dari 800 orang peserta dan 200 orang dari panitiaâ€, ujar Aji Rachmat selaku Ketua dari Jambore Petualang Indonesia 2009 pada saat acara pembukaan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan ialah fun orienteering, bekerjasama dengan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Dalam fun orienteering, panitia menyediakan berbagai kegiatan  untuk diikuti para peserta. Diantaranya, interpretasi hutan yaitu belajar menjelajahi hutan Ranca Upas dengan menggunakan kompas dan peta. Penanganan ular oleh SIOUX (Lembaga Studi Ular Indonesia) dengan menjelaskan beberapa tips untuk menangani gigitan ular berbisa. “Peserta mendaftar kepada masing-masing ketua kegiatan, untuk saat ini peserta yang mengikuti kegiatan interpretasi hutan dan penanganan ular yang paling banyakâ€, tambah Yani selaku panitia kegiatan Jambore Petualang Indonesia 2009, Sabtu lalu disela kegiatan.
Selain itu, beberapa kegiatan yang lain adalah Jurnalistik alam bebas dimana peserta diajak mengapresiasikan pengalaman alam bebasnya dalam sebuah tulisan ilmiah. Kemudian Fotografi alam, disini peserta yang mempunyai hobi memotret bisa menuangkannya dengan “menangkap†objek alam yang berada di lingkungan sekitar Ranca Upas. Para peserta yang hobi bersepeda gunung pun dapat menyalurkan hobinya melalui kegiatan Mountain Bike.
Selain dijamu oleh berbagai kegiatan petualangan, kegiatan ini juga memiliki kampanye peduli lingkungan melalui Global Development Village bersama Greenpeace, SIOUX (Lembaga Studi Ular Indonesia), WWF (World Wildlife Fund), GreenMap, Jakarta Green Monster, dan WALHI. Penekanan kampanye adalah pada semakin pesatnya pembangunan global yang kurang memperhatikan lingkungan. Kepedulian masyarakat terhadap semakin besarnya dampak perubahan iklim saat ini sangat diharapkan, oleh karena itu kesadaran untuk lebih memperhatikan lingkungan tentu sangat dibutuhkan dari berbagai pihak termasuk para petualang yang sangat erat keberadaannya terhadap alam bebas. Salam Lestari! (sanoy).