Jakarta (Greeners) – Wilayah Jakarta dan sekitarnya kembali dikepung banjir sejak Senin malam. Awal Februari yang diprediksi sebagai awal banjir langganan siklus lima tahunan memang telah berlalu. Tak terduga, air justru datang pada awal April.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan empat kali di wilayah Jakarta meluap akibat curah hujan yang tinggi sejak Senin kemarin. Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Krukut di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Tangerang tergenang banjir. Ketinggian banjir tertinggi mencapai 1,5 meter.
“Tidak ada korban jiwa, tapi akibat ratusan rumah terendam banjir sebagian masyarakat mengungsi,” ujar Sutopo hari ini.
Sampai saat ini ada 1.918 kepala keluarga (KK) yang mengungsi. Sutopo menerangkan di Pesanggrahan dan Kebayoran Baru ada 6 RW yang tergenang banjir 30-150 cm sehingga 850 KK harus mengungsi. Kemudian di Jatinegara enam RW tergenang banjir 20-100 cm mengakibatkan 1.068 KK mengungsi.
Di Jakarta Timur banjir terjadi di kelurahan Kali Sari dan Cijantung (Kecamatan Pasar Rebo), Kelurahan Kampung Melayu (Kecamatan Jatinegara). Di Jakarta Selatan terjadi di Kelurahan Cipedak dan Ulujami (Kecamatan Pesanggrahan) dan Kelurahan Petogogan (Kec Kebayoran Baru). Namun, berdasarkan pemantauan Greeners banjir juga terjadi di Mampang Selatan (Jakarta Selatan) serta wilayah Jakarta Barat yakni Kelurahan Kelapa Dua, Srengseng, Kedoya Selatan, dan Sukabumi (kecamatan Kebon Jeruk).
Lurah Kedoya Selatan Nuraini Silviana Herman mengatakan banjir dari luapan kali Pesanggrahan itu melanda 16 RT yang berada di RW 05. Banjir juga menutupi sebagian wilayah di depan studio Metro TV yang berada di komplek Pilar Mas Kedoya.
Wakil RT 15/5 Tumijan mengatakan luapan Kali Pesanggarahan mulai menggenangi wilayahnya sejak pukul 04.00 kemarin dini hari.
“Sekitar jam 06.00 masuk ke rumah-rumah warga, naiknya cepat sekali sehingga warga sempat panik.” Kata Tumijan.”Lima tahun lalu Februari, sekarang April. Tapi, ya lima tahunan tetap.”
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid pun geram terhadap banjir, yang juga menggenangi rumahnya setinggi satu meter. “Banjir di rumah saya sampai setinggi pusar, masih untung. Tetangga saya bahkan ada yang naik keatas atap rumah.”
Selain itu, banjir menyebabkan kemacetan parah di beberapa tempat Jakarta. Akibat luapan kali Pesanggrahan ini, semalam lalu lintas antara Jakarta Barat, Ciledug, dan Tangerang macet hingga 3 km.
“Potensi banjir masih dapat terjadi. Berdasarkan prakiraan BKG, hingga 3 hari ke depan wilayah Jakarta akan masih diguyur hujan dengan intenstas ringan, sedang, dan lebat,” katanya.
Adapun penyebab banjir, Sutopo memprediksi disebabkan alur dan lebar sunga yang sempit yakni sekitar 3-5 meter. “Padahal minimal idealnya 15 meter.”
Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah DKI Jakarta Arfan Arkili mengatakan banjir yang merendam pemukiman berangsur-angsur mulai surut. Mengenai potensi banjir ini, sebelumnya telah mendapat surat dari BMKG yang memberitahukan hingga Mei nanti curah hujan mulai rendah. Hujan deras yang terjadi Senin malam, lanjutnya, karena peruahan badai dari China. ”Sebenarnya kita sudah mulai fase aman,” ujarnya.
Menurut Arfan, wilayah yang tergenang adalah yang menjadi langganan banjir dan berada di daerah cekungan. Pemprov DKI, lanjutnya, telah melakukan berbagai penanganan dari mulai evakuasi, pendirian dapur umum, serta posko kesehatan. (G11)