Jakarta Diharapkan Jadi ‘Green City’ Pertama di Indonesia

Reading time: 2 menit
green city
Foto: greeners.co/Muhammad Luthfi

Jakarta (Greneers) – Dewan Energi Nasional (DEN) berharap Jakarta bisa menjadi kota hijau atau ‘Green City’ pertama yang menjadi contoh untuk daerah lain di Indonesia. Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan adalah memaksimumkan seluruh energi dengan energi terbarukan, mengurangi polusi udara dari transportasi dan pabrik-pabrik, dan mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat seperti energi listrik dan pupuk.

“Jakarta diharapkan mulai mendesain apa itu green city dan apa itu smart city,” jelas Rinaldi Dhalimi, anggota Dewan Energi Nasional (DEN), saat memberikan keterangan dalam Focus Group Disccussions (FGD) penyambutan kapal Greenpeace Rainbow Warrior di Pelabuhan Penumpang Nusantara, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/4).

BACA JUGA: 3 Kota di Jawa Barat Ditargetkan Menjadi Zero Waste Cities di Indonesia

Rinaldi memaparkan bahwa untuk menjadikan Jakarta sebagai green city, DEN memiliki beberapa konsep salah satunya mendorong Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA). Menurut Rinaldi, program ini dapat menyelesaikan masalah ketersediaan energi dengan cara menggunakan sel surya di seluruh atap bangunan yang ada di Indonesia.

Caranya, mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada bangunan perkotaan, mengedukasi dan advokasi pemanfaatan PLTS, memfasilitasi publik pada akses informasi teknis, regulasi, dan pendanaan, membantu percepatan pembangunan industri komponen PLTS dalam negeri.

“Indonesia sendiri sudah mempunyai modal dalam membangun industri sel surya di mana bahan baku dari unsur tersebut, seperti pasir besi, sangat melimpah,” kata Rinaldi.

Ia menambahkan dalam mewujudkan Jakarta Kota Surya, PLTS akan sangat bermanfaat seperti memberikan alternatif penyediaan listrik, pembangkitan langsung di pusat beban, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil serta membuka bidang usaha baru.

Dalam bidang keekonomian, penerapannya membutuhkan investasi 1.000 USD/kWp, dan memproduksi listrik 1.350 kWh/kWp pertahun. Selain itu, manfaat lainnya tarif tenaga listrik Rp. 1.467/kWh. “Target 2025 terpasang 1.000 MWp seluruh Indonesia,” tambahnya.

BACA JUGA: Rainbow Warrior Tiba di Jakarta

Rinaldi juga mengatakan, dalam kebijakan energi nasional ada lima poin penting yang akan mengubah arah pembangunan energi sampai 2050. Poin tersebut diantaranya, energinisasi di mana perencanaan energi di lakukan setiap kondisi dan tidak lagi terpusat, pengurangan subsidi yang ada sesuai dengan daya beli masyarakat, diberikan otoritas kepada pemerintah daerah untuk membangun sektor energi daerah, dan kebijakan yang diterapkan secara berkelanjutan.

Sampai saat ini, ada empat tugas besar yang sedang digarap DEN dimana dua diantaranya telah selesai. Kebijakan energi nasional tersebut mempunyai prospek dan perencanaan hingga 2050. “Kami meminta seluruh daerah membuat kebijakan energi daerah yang diharapkan tahun ini akan selesai,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Luthfi

Top