Jakarta (Greeners) – Tarif fantastis masuk ke TN Komodo batal naik. Meski begitu, upaya pembatasan jumlah pengunjung harus tetap berjalan agar keberlanjutan ekosistem di Taman Nasional (TN) Komodo tetap terjaga.
Sebelumnya pemerintah berencana menaikkan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta pada 1 Januari 2023. Sedangkan awalnya tarif tiket hanya Rp 150.000. Pembatasan juga bertujuan melindungi habitat komodo dengan batas maksimal 292.000 kunjungan per tahun.
Pengamat Pariwisata dari Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan, kebijakan pembatalan tiket ini patut kita apresiasi. Menurutnya, harga sebesar Rp 3,75 juta ini wisatawan maupun pelaku wisata tanah air anggap mahal.
Pertimbangan recovery pariwisata saat pandemi sesungguhnya bukan satu-satunya alasan pembenaran dari Menparekraf. “Harga tiket yang terlalu mahal merupakan kapitalisasi dan komersialisasi ekosistem komodo dengan dalih biaya konservasi,” katanya kepada Greeners, Sabtu (17/12).
Jaga Komodo Meski Tarif Batal Naik
Kini, setelah tarif batal naik, bukan berarti lepas tanggung jawab dalam hal konservasi TN Komodo.
“Pemerintah tetap berkewajiban melakukan konservasi dengan anggaran yang dapat diambil dari sumber APBN. Mengingat komodo adalah satwa langka yang perlu dijaga kelestariannya,” paparnya.
Oleh sebab itu lanjutnya, konsep pengembangan wisata berkelanjutan perlu berlaku di TN Komodo. Proses edukasi juga perlu terus pemerintah lakukan kepada wisatawan agar bersama-sama bertanggung jawab menjaga kelestarian ekosistem di TN Komodo.
“Yang pasti, dengan tiket murah Rp 150.000 itu jangan sampai TN Komodo menjadi destinasi wisata massal. Pembatasan atau kuota kunjungan wisatawan perlu diterapkan,” jelasnya.
Misalnya, secara teknis wisatawan bisa melakukan pemesanan tiket secara online sesuai dengan daya dukung yang layak bagi TN Komodo. Tiket boleh murah, tapi habitat komodo jangan dikorbankan.
Tren Wisatawan Meningkat
Tren wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo semakin meningkat. Berdasarkan catatan TN Komodo, sejak tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 107.711 orang. Kemudian tahun 2017 naik lagi menjadi 125.069 dan tahun 2018 tercatat 159.217 wisatawan.
Sebelumnya, hasil kajian riset peneliti menyebut TN Komodo perkiraannya tidak akan mampu membendung jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya.
Hal ini Ketua Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan Sekitarnya, Irman Firmansyah sampaikan.
Berdasarkan kajian, idealnya kunjungan wisatawan ke TN Komodo maksimal sekitar 5 persen dari total luas keseluruhan taman nasional, yaitu 215.000 dan batas maksimal tertinggi yaitu 292.000.
Sementara itu Pengamat Pariwisata Hilda Ansariah Sabri menilai, tren dunia saat ini kembali lagi ke sustainable tourism yang sejak tahun 1990-an telah Indonesia gaungkan. Menurutnya, pemerintah harus konsisten dengan rencana semula untuk menjaga kawasan TN Komodo tetap lestari dan green tourism.
“Karena kenaikan tiket itu untuk dana konservasi dan memperhatikan daya dukung alam. Jangan sampai ada over kapasitas, apalagi pascaCovid-19 ini,” kata dia.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin