Jakarta (Greeners) – Jelang Hari Raya Idul Fitri 2015, masyarakat kembali diimbau untuk selalu waspada terhadap peredaran daging oplosan. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan mengaku telah meningkatkan pengawasan terhadap peredaran daging sapi di pasar jelang lebaran. Hal tersebut guna menghalau keberadaan daging sapi oplosan antara daging sapi dan daging babi yang beredar hingga merugikan konsumen.
Namun, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengatakan bahwa tersiarnya isu daging oplosan antara daging sapi dan daging babi yang selalu marak menjelang hari raya Idul Fitri tidak pernah terbukti. Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, bukti dari isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tersebut tidak pernah ditemukan di pasar manapun di Indonesia.
“Isu ini kan sudah lama ya, selalu berhembus saat menjelang Lebaran. Tapi ternyata tidak ada satu pun bukti yang bisa ditunjukkan kalau daging oplosan itu ada di pasar,” jelasnya saat dihubungi oleh Greeners melalui sambungan telepon, Jakarta, Senin (13/07).
Abdullah justru tidak membantah mengenai kemungkinan adanya praktik nakal pedagang yang mencampur daging sapi yang sudah lama dengan daging sapi baru. Menurutnya, di setiap tempat pasti ada oknum pedagang curang yang ingin mencari keuntungan. Oleh karena itu, IKAPPI ingin mengajak pemerintah untuk bekerjasama mengatasi para pedagang curang.
“Kami mengakui memang pasti ada oknum pedagang seperti itu. Makanya, pemerintah enggak bisa bergerak sendirian. Selama ini kan pemerintah hanya bergerak seperti pemadam kebakaran. Hanya muncul saat ada asap,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa sampai saat ini IKAPPI masih belum mendapat laporan pasti di mana pasar-pasar yang terdapat daging oplosan (campuran daging baru dan lama). Karena, katanya lagi, jika memang temuan itu ada, IKAPPI tentu akan mendukung sikap penegak hukum untuk menindak para pedagang curang tersebut.
“Ini kan merugikan semuanya. Termasuk pedagang bakso atau pedagang lainnya yang menggunakan bahan dasar daging,” tutupnya.
Sebagai informasi, beberapa hari lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan kepada media bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap daging sapi melalui badan karantina hewan. Selain memperketat pengawasan, Kementan juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan inspeksi ke berbagai pasar untuk mencegah peredaran daging oplosan.
Tindakan pengoplosan daging sapi dengan daging celeng diperkirakan ada kaitannya dengan tingginya permintaan terhadap daging pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Sehingga, ada pihak yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan.
Penulis: Danny Kosasih