Isu Adanya Beras Plastik Mulai Diragukan

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Bergulirnya isu beras sintetis atau beras berbahan plastik yang banyak meresahkan masyarakat mendapat perhatian dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). IKAPPI menduga bahwa pelaporan adanya beras plastik yang masih diragukan kebenarannya hanyalah sebuah isu yang sengaja digulirkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Manshuri kepada Greeners menyatakankan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan oleh IKAPPI, ada dua kemungkinan motif yang memunculkan isu beras plastik. Pertama, ada upaya menyudutkan pasar tradisional karena semua pemberitaan terkait beras plastik itu ditemukannya di pasar tradisional.

“Sedangkan motif yang ke dua adalah pengalihan isu atau motif politis. Begitu banyaknya persoalan di negri ini, maka yang mudah dijadikan isu itu ya beras ini karena beras itu kan konsumsi publik dan vital karena semua masyarakat membutuhkan beras. Jadi, isu ini mudah menyulut perhatian publik. Jika isu ini mengorbankan pedagang tradisional maka sangat jahat sekali,” ujarnya, Jakarta, Selasa (26/05).

Jika ternyata beras plastik yang diduga di impor dari Tiongkok tersebut benar adanya, Abdullah meminta adanya evaluasi terhadap kerja pemerintah karena itu berarti ada kebocoran impor beras. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menjadikan isu ini sebagai momentum untuk kembali kepada beras lokal yang diproduksi oleh petani Indonesia.

Di hubungi secara terpisah, juru bicara Mabes Polri Kombes Polisi Agus Rianto juga mengatakan bahwa Kapolri Jendral Badrodin Haiti sendiri mulai meragukan kebenaran adanya beras plastik yang beredar di masyarakat. Pasalnya, plastik yang menjadi bahan bakunya sendiri merupakan bahan yang mahal bila digunakan untuk memalsukan beras.

“Salah satu alasan keraguan itu adalah bila memang beras plastik dibuat untuk tujuan ekonomi atau menguntungkan secara ekonomi, tujuan itu sama sekali tidak tercapai. Secara rasional, maka harganya lebih mahal bila diproduksi untuk menjadi beras sedangkan beras biasa harganya jauh lebih murah dari bahan plastik,” tuturnya.

Di sisi lain, isu beras plastik ini sendiri membuat Badan Urusan Logistik (Bulog) meningkatkan kewaspadaannya. Direktur Utama Perum Bulog, Lenny Sugihat pun memastikan bahwa stok beras yang ada di gudang milik Bulog bebas dari beras plastik asal Tiongkok yang diduga telah masuk secara ilegal ke Indonesia.

“Begitu isu beras plastik muncul, kami langsung menginstruksikan seluruh gudang dan kantor untuk melakukan pengawasan dengan melakukan quality control (QC) dan mengecek gudang yang ada dan Insya Allah beras dalam gudang kami aman,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top