Jakarta (Greeners) – Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B.Panjaitan memperkirakan peningkatan intensitas karhutla di Riau dan Kalimantan Barat terjadi pada dua periode, yaitu bulan Februari – Maret dan periode kedua Juni hingga Oktober mendatang.
“Pada periode ini, cuaca di wilayah tersebut sangat panas dan kering sehingga sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Raffles seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Greeners, Jakarta, Minggu (18/02).
Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat ada dua titik kebakaran di Riau dan enam titik kebakaran di Kalimantan Barat. Sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan, Provinsi Riau akan melakukan pertemuan untuk menetapkan status siaga darurat Karhutla. Sementara Bupati Indragiri Hilir, Provinsi Riau, telah menetapkan status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Lahan dan Hutan di Kabupaten Indragiri Hilir melalui Keputusan Nomor Kpts. 330/II/HK-2018 tanggal 7 Februari 2018.
BACA JUGA: Potensi Longsor Jabar, KLHK Himbau Pembangunan Kawasan Puncak
Di Riau, Manggala Agni Daops Dumai melakukan pemadaman gabungan bersama regu Damkar, Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, dan POLRI di Desa Sri Tanjung, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Kebakaran seluas ± 30 Ha terjadi pada lahan gambut ini didominasi semak belukar dan tanaman sawit. Pemilik lahan yang terbakar masih dalam pemeriksaan Polsek Batu Panjang.
Di Kalimantan Barat, Manggala Agni Daops Pontianak melakukan gabungan dengan BPBD Kubu Raya, TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Dusun Sido Mulyo, Desa Limbung, Kecamatan Sei. Raya, Kabupaten Kubu Raya. Kebakaran seluas ± 2,5 Ha di lahan gambut milik masyarakat yang didominasi semak belukar, pakis, akasia sempat mendekat gedung sekolah yang berada di dekat lokasi, namun tim pemadam dapat segera mengatasinya.
“Dalam upaya penanggulangan karhutla, Manggala Agni di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Riau juga sudah melakukan koordinasi dengan satgas karhutla di lapangan,” kata Raffles.
BACA JUGA: Pantau Hutan, KLHK Siapkan SIMONTANA
Secara khusus, Menteri LHK Siti Nurbaya memantau kondisi hotspot di Provinsi Riau karena hampir setiap tahun pada periode Februari selalu terjadi Karhutla. Selain itu, ia meminta jajarannya agar memberi perhatian penuh terhadap perbedaan musim di setiap wilayah Indonesia.
“Kalau Riau pada Februari diwaspadai kemudian Kalbar juga termasuk cepat antara Maret atau April musim kemaraunya. Yang agak aneh dari dulu Riau dari Februari akhir sampai Maret tinggi hotspot-nya karena itu kami awasi terus,” katanya.
Penulis: Dewi Purningsih