Jakarta (Greeners) – Keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Indonesia belum sepenuhnya terungkap. Upaya mengungkap biodiversitas ini berkejaran dengan cepatnya laju kepunahan karena berbagai faktor salah satunya aktivitas manusia.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Organisasi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Imam Hidayat mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya dalam mengungkap keberagaman hayati yang berada di Indonesia. Salah satunya dengan melakukan sampling hingga pengamatan di hutan untuk mengidentifikasi keragaman hayati yang ada.
“Melakukan beberapa eksplorasi ke berbagai daerah dari ujung barat hingga timur dengan berbagai tipe ekosistem. Contohnya kita masuk hutan, membangun basecamp untuk melakukan persiapan-persiapan sampling dan melakukan pengamatan di lapangan,” katanya dalam webinar BRIN di Jakarta, Selasa (14/12).
Di samping itu, Imam juga mengungkapkan rencana besar lainnya yang telah BRIN susun hingga tahun 2024 mendatang. Pertama, pengungkapan biodiversitas nusantara seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Kedua, membangun database seperti melalui sequencing atau genome.
“Ketiga, kami juga menganalisis perubahan iklim global terhadap populasi, biodiversity dan ekosistem. Kami juga berusaha melalukan meningkatkan populasi dari hewan-hewan yang terancam punah,” imbuhnya.
Selain itu, pada tahun 2022 BRIN menargetkan adanya pengungkapan biodiversitas di ekoregion spesifik dan ekosistem ekstrem. Selanjutnya pada tahun 2023 ingin mengungkap kekayaan biodiversitas di kawasan timur Indonesia. Lalu tahun 2024 akan mengungkap biodiversitas di pulau terpencil dan terluar. Dari kegiatan ini, BRIN menargetkan penemuan 50 spesies baru.
Bangun Kebun Raya Daerah Untuk Konservasi Biodiversitas
Sebagai pusat konservasi, BRIN juga berupaya untuk memperbanyak kebun raya nasional yang ada di Indonesia. Targetnya Indoensia akan memiliki 17 kebun raya nasional. BRIN berencana membangun lima kebun raya nasional pada tahun 2022.
“Selain membangun kebun raya nasional, kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun kebun raya daerah. Tujuannya menyelamatkan tumbuhan-tumbuhan lokal endemik dari daerah tersebut dan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat selain untuk konservasi,” paparnya.
Imam menjelaskan, hingga saat ini sudah ada 40 kebun raya daerah yang telah terbangun. Targetnya akan ada 47 kebun raya daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya lain yang BRIN lakukan yaitu melakukan penghijauan dengan menamam tanaman di daerah bukit dan pegunungan guna mencegah adanya banjir.
“Selain kebun raya, Pusat Konservasi Tumbuhan bekerja sama dengan pemerintah daerah menghijaukan kawasan-kawasan sumber air dan konservasi di daerah di bukit dan pegunungan untuk mencegah banjir,” ungkapnya.
Konservasi Tanaman Terancam Punah
Dalam melestarikan tanaman yang terancam punah, Imam menyebut, BRIN memiliki program untuk konservasi tumbuhan terancam kepunahan. BRIN menargetkan mengkonservasi 50 jenis tumbuhan terancam punah pada tahun 2024.
“Mengingat banyak sekali tumbuhan endemik Indonesia yang terancam punah apalagi dengan pembukaan lahan hutan yang masif. Ini sangat mengkhawatirkan sehingga program ini sangat strategis untuk menyelamatkan tumbuhan yang terancam punah khususnya tumbuhan berkayu yang banyak sekali spesiesnya hampir habis,” tandasnya.
Penulis : Fitri Annisa