Jakarta (Greeners) – Hingga saat ini, industri perkapalan Indonesia masih harus berjuang untuk memenuhi bahan baku dan komponen kapal dengan melakukan impor. Kondisi memprihatinkan industri kemaritiman ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian, Alex S.W. Retraubun, saat menghadiri acara Pembukaan INAMARINE 2014 dan INAGREENTECH 2014 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa (13/05).
“Yang terjadi sekarang, impor lebih murah daripada membuat kapal sendiri di dalam negeri. Itu sama saja dengan membunuh mereka (pelaku industri perkapalan dalam negeri, Red.) perlahan-lahan. Bukan kita menyanyikan Indonesia Raya, tapi Killing Me Softly,” ujarnya yang disambut tawa wartawan.
Menurutnya, kemandirian untuk memenuhi bahan baku dan komponen kapal di dalam negeri harus terus diupayakan. Hal ini dinilai penting, tidak hanya untuk membuat harga kapal buatan dalam negeri nantinya lebih bersaing, namun juga implementasi dari Instruksi Presiden nomor 2, tahun 2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Ia juga menyatakan, meski Indonesia terbuka dengan investor asing, namun pelaku industri kapal lokal harus tetap menjadi tuan rumah di dalam negeri. “Kita tidak anti impor, tapi impor harus dikurangi menurut waktu, supaya kemandirian itu kita capai,” tegasnya.
Untuk memajukan industri perkapalan dalam negeri, menurut Alex, diperlukan kerjasama semua pihak. “Perlu insentif yang baik untuk mendukung industri kemaritiman,” katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa insentif yang diperlukan termasuk insentif fiskal serta dukungan politik.
Pemilihan Umum Presiden pada bulan Juli mendatang, dinilainya dapat menjadi momentum yang tepat untuk memilih pemimpin yang akan memajukan industri perkapalan dalam negeri . “Siapapun yang menjadi presiden, kalau dia tidak melihat isu kemaritiman yang mencakup 75% wilayah Indonesia, itu berarti kepemimpinan yang melecehkan kondisi objektif bangsa,” katanya.
(G08)