Indonesia Perlu Kembangkan Bank Data Keanekaragaman Hayati

Reading time: < 1 menit
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar (tengah) meninjau penangkaran burung di Taman Mini Indonesia Indah pada Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Sabtu (08/11). Foto: Humas Kementerian Lingkungan Hidup

Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan perlunya mengembangkan Bank Data Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada Sabtu (08/11). HCPSN yang diperingati setiap tanggal 5 November merupakan pengingat perlunya gerakan penyelamatan satwa dan tumbuhan lokal Indonesia.

Tema “Keanekaragaman Puspa dan Satwa Pesisir dan Laut untuk Ketahanan Pangan dan Pembangunan yang Berkelanjutan,” dipilih karena Indonesia merupakan negara maritim yang besar terutama di pesisir dan laut yang memberikan manfaat sebagai sumber ketahanan pangan.

Menurut Siti Nurbaya, tema ini juga relevan dengan keinginan pemerintah yang ingin meningkatkan potensi maritim Indonesia.

“Pembangunan harus sustainable dengan tidak membiarkan alam ini dieksploitasi tetapi dimanfaatkan dengan memberi akses kepada generasi mendatang yang persis sama dengan yang kita miliki,” ujar Siti Nurbaya Bakar, seperti dilansir dalam Siaran Pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu (08/11).

Lebih lanjut Siti Nurbaya menyatakan perlunya mengembangkan Bank Data Keanekaragaman Hayati untuk memetakan dengan tepat apa saja kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

“Untuk itu perlu “Strategi Sustainabilitas” yang dikembangkan sejak awal 1980an yang dikembangkan dunia internasional untuk menyatukan konsep konservasi dalam pembangunan ekonomi. Hal ini untuk membuktikan bahwa memelihara alam tidak selalu berhadapan dengan pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Konsep konservasi yang diperkenalkan oleh World Conservation Strategy (IUCN, UNEP dan WWF) pada tahun 1980 memiliki tiga tujuan. Yang pertama, menjaga proses ekologis esensial dan sistem pendukung kehidupan. Kedua, memelihara keanekaragaman genetik. Dan, ketiga, penggunaan spesies dan ekosistem dengan memperhatikan kesinambungannya.

Untuk meningkatkan kepedulian akan pelestarian puspa dan satwa nasional ini, dalam waktu dekat Kementerian LH dan Kehutanan akan mengajak para pemimpin daerah untuk turut serta secara aktif dalam “Gerakan Nasional Konservasi Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati” dengan mengangkat puspa dan satwa endemiknya.

(*)

Top