Jakarta (Greeners) – Kekayaan komoditas rumput laut di Indonesia kian menjanjikan untuk pengembangan bahan baku produk industri. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi pempimpin global dalam industri rumput laut.
Pemerintah secara aktif mempromosikan pengembangan hilir industri rumput laut. Studi menunjukkan potensi besar untuk produk turunan termasuk biostimulan, pupuk organik, jenis pangan, dan bioplastik.
“Rumput laut adalah sumber daya terbarukan yang sangat menjanjikan bagi masyarakat, bagi kemakmuran dan planet kita. Namun, untuk membuka potensi rumput laut tropis, perlu pendekatan dan strategi baru yang harus kita lakukan bersama-sama,” ujar Luhut di Bali, Rabu (22/5).
Menurutnya, iklim tropis di Indonesia dengan sinar matahari sepanjang tahun dapat menjadikan rumput laut Indonesia memiliki kualitas terbaik. Hal ini sering disebut sebagai “Emas Hijau” karena potensi berkelanjutannya.
BACA JUGA: Zeefier, Pewarna Tekstil Eco-Friendly dari Rumput Laut
Meskipun begitu, saat ini pemerintah menemui beberapa tantangan dalam pengembangannya. Sebagian rumput laut di Indonesia hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah atau menjadi karagenan dan agar-agar skala kecil.
Selain itu, produktivitas budidaya rumput laut juga masih rendah. Sebab, kurangnya penggunaan mekanisasi dan teknologi serta tantangan perubahan iklim dan penyakit.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut, kata kuncinya adalah riset dan teknologi. Indonesia memiliki banyak institusi yang meneliti rumput, seperti KKP, BRIN, perguruan tinggi, asosiasi, dan industri,” tambahnya.
BRIN Kembangkan Komoditas Rumput Laut
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus meneliti pengembangan komoditas rumput laut, baik penelitian sendiri maupun kolaborasi dengan berbagai mitra dalam dan luar negeri.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, penelitian tentang rumput laut akan dimulai dari identifikasi jenis dan spesies rumput laut di seluruh Indonesia. Saat ini, BRIN telah mengembangkan benih rumput laut jenis unggul yang dapat tumbuh lebih cepat.
“Benih rumput laut yang memiliki produktivitas lebih tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dan lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk kelimpahan dan budidaya di tepi pantai juga BRIN kembangkan,” ujar Handoko.
Handoko menyebutkan, berbagai penelitian terkait pemanfaatan rumput laut sudah BRIN lakukan. Pertama, rumput laut menjadi sebagai sumber pangan laut yang kaya nutrisi. Kedua, mencari alternatif bahan baku bioplastik yang mudah terurai, serta mengekstrak bahan dasar kosmetik dan bahan baku obat-obatan.
BACA JUGA: KKP Optimistis Tingkatkan Produksi Pembudidaya Rumput Laut
Selain itu, BRIN melakukan penelitian terkait potensi rumput laut sebagai sumber energi terbarukan, seperti produksi hidrogen. BRIN telah mengembangkan bio stimulan dan pupuk berbahan dasar rumput laut untuk mendukung sektor pertanian.
“Selain itu, analisis dampak perubahan iklim dan pencemaran mikroplastik terhadap laut dan rumput laut juga sudah BRIN lakukan,” lanjutnya.
Tidak hanya sampai di situ, BRIN juga melakukan beberapa kajian sosial-ekonomi terkait pengembangan rumput laut untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia