Jakarta (Greeners) – Indonesia akhirnya dinyatakan resmi menjadi anggota International Energy Agency (IEA) melalui sidang IEA di Paris yang berlangsung pada tanggal 17 hingga 18 November lalu. IEA sendiri adalah organisasi yang fokus pada efisiensi energi, energi bersih, dan keamanan energi dunia.
Melalui keterangan resminya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyatakan melalui keanggotaan ini, Indonesia akan bisa berperan dalam inisiatif global keamanan energi dunia mengingat Indonesia sendiri telah memulai upaya serius untuk mereformasi kelembagaan di sektor energi.
“Saat ini Indonesia memang tengah melakukan penataan dan perbaikan kebijakan energi nasional untuk mengikuti praktik-praktik terbaik di dunia,” jelasnya, Jakarta, Sabtu (21/11).
Selain itu, Sudirman juga menyampaikan bahwa ada lima hal utama yang dilakukan oleh Indonesia dalam mereformasi sektor energinya. Pertama, melakukan rasionalisasi terhadap subsidi energi fosil atau BBM; kedua, mengatasi aktivitas pencari rente atau mafia minyak yang selama ini menjadikan inefisiensi dalam pengelolaan minyak bumi; ketiga, mempercepat pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi; keempat, mendorong pengembangan program listrik 35 giga watt (GW).
“Yang terakhir, mendorong program energi bersih yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sidang IEA ini dihadiri oleh 43 negara, sebagian besar merupakan menteri-menteri energi dari negara tersebut. Selain itu, hadir pula 28 perusahaan energi dari berbagai negara.
Dalam sidang tersebut, negara anggota IEA seperti Selandia Baru, Switzerland, Hongaria, Amerika Serikat dan negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) lainnya, menyampaikan pujian kepada Indonesia atas berbagai kebijakan reformasi energi yang telah berlangsung selama setahun terakhir.
Penulis: Danny Kosasih