IGIS 2014; Indonesia Berpotensi Kembangkan Green Economy Berbasis Green Energy

Reading time: 2 menit

Jakarta (Greeners) – Masalah infrastruktur di Indonesia yang sangat kompleks nampaknya belum akan teratasi dalam waktu dekat. Hal ini salah satunya dikarenakan lambatnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia tidak maksimal.

Sebagai wujud kepedulian terhadap masalah tersebut, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai mitra pemerintah dan wakil dari dunia usaha menyelenggarakan Indonesia Green Infrastructure Summit (IGIS) 2014 pada tanggal 29-30 April 2014 di Ritz Carlton, Pacifiq Place, Jakarta. Acara ini mengambil tema Sustainable Future for All.

Dalam sambutannya, Ketua Umum KADIN Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, menyatakan konsep Pembangunan Berkelanjutan atau green economy belum mendapat sosialisasi memadai. Konsep pembangunan berkelanjutan belum menjadi bagian dari sistem ekonomi, khususnya di Indonesia.

“Ekonomi adalah bagian dari sistem ekologi. Rumusan tersebut perlu selalu kita ingat dalam mengejar pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu melebihi ecologial limits tidak akan menciptakan kesejahteraan, melainkan kesengsaraan bagi rakyat,” ujarnya.

Sulisto mengingatkan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang sangat besar. Hal ini membuat Indonesia mempunyai pilihan sumber green energy yang sangat luas. Seperti, energi geothermal yang sangat besar, sungai-sungai untuk pengembangan power plant dengan teknologi run water yang ramah lingkungan, biomass yang tidak terbatas, angin dan sinar matahari sepanjang tahun. “Dengan demikian, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan green economy berbasis green energy,” katanya.

Selain itu, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis green energy, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Di lain pihak, SDM di Indonesia belum dikelola dengan baik. Hal ini dinyatakan oleh Wakil Presiden, Budiono, yang turut hadir untuk membuka acara tersebut. Ia menyebutkan bahwa Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan SDM yang terampil dan inovatif, serta SDM yang bisa mengisi lembaga dan institusi penting di Indonesia.

“Kita sibuk memikirkan pembangunan institusi tetapi kita juga harus ingat bahwa pembangunan orang-orang yang menjalankan institusi juga penting,” ujarnya.

Selain itu, Budiono sempat menyinggung permasalahan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang hingga kini masih menjadi masalah. “Masalah subsidi BBM harus kita pikirkan sebagai bangsa. Tidak bisa kita hanya serahkan permasalahan ini pada satu cabang pemerintahan karena ini menyangkut banyak orang. Untuk itu perlu ada konsensus antara pemerintah, investor, dan masyarakat.”

Dalam penutupannya, Budiono mengingatkan, “kemajuan proses suatu bangsa tidak hanya mengamankan food securitywater security, tetapi juga mengamankan udara. Semuanya ini tidak hanya untuk kita, tetapi juga untuk anak cucu kita.”

(G08)

Top