Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa pada tanggal 1 hingga 10 Juli 2015 lalu telah terjadi hujan salju di tiga kabupaten di Papua. Ketiga kabupaten tersebut antara lain, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lani Jaya dan Kabupaten Puncak. Hujan salju ini menyebabkan pertanian puso atau gagal panen.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat dihubungi oleh Greeners mengatakan kalau sejumlah tanaman umbi-umbian serta hasil kebun tidak ada yang bisa dipanen. Selain itu, cuaca dingin menyebabkan ternak mati dan sebagian warga sakit.
Dari tiga kabupaten tersebut, jelas Sutopo, sebanyak 6 distrik dan 21 kampung yang terdiri dari 20.160 Kepala Keluarga (KK) juga terdampak kekeringan. Wilayah yang terdampak paling parah terletak di Distrik Kuyawage, Wano Barat, Kuwa Balim, Utpagga, Nenggejadin, dan Agundugame.
“Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lani Jaya, ada 11 orang yang meninggal dunia. Mereka terdiri dari lima balita, dua anak-anak, dan empat dewasa,” jelasnya, Jakarta, Selasa (21/07).
Lokasi ketiga Kabupaten tersebut, lanjutnya, berada di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut. Keterbatasan kebutuhan dasar seperti makanan, kebutuhan bayi dan anak, obat-obatan dan radio komunikasi akhirnya menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Pada tanggal 17 Juli 2015 lalu, terang Sutopo lagi, Kepala BNPB, Syamsul Maarif telah memerintahkan Deputi Penanganan Darurat BNPB untuk segera mengirimkan bantuan dengan berkoordinasi antara Kementerian Sosial (Kemensos), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, dan Pemerintah Daerah (pemda) setempat. Bantuan yang dikirmkan antara lain makanan 13,4 ton yang ada di BPBD Papua dan 15 ton beras yang dikirim ke Kabupaten Nduga, Lani Jaya, dan Puncak.
“BNPB menerima laporan kejadian tersebut dari BPBD Papua pada 14 Juli. Lalu pada 17 Juli, bantuan beras dan logistik telah didistribusikan ke Distrik Agundugame, Kabupaten Puncak dan Distrik Kuyawage, Kabupaten Lani Jaya,” ujar Sutopo.
“Pengiriman bantuan dengan pesawat carter Susy Air menggunakan landasan darurat yang ada di dekat daerah terdampak,” imbuhnya.
Selain itu, ia melanjutkan, BNPB juga menyiapkan dana siap pakai sejumlah Rp 250 juta untuk pengiriman logistik. Untuk menjangkau Distrik Kuyawage, Wano Barat, dan Kuwa Balim, Kabupaten Lani Jaya memerlukan waktu 10 hari jalan kaki dari Ibukota Lani Jaya.
Penulis: Danny Kosasih