(Greeners) – Pertandingan olah raga sepak bola empat tahunan terbesar sejagat atau Piala Dunia, kali ini digelar di Brasil. Di 12 kota di negara penghasil kopi terbesar dunia itu, kesebelasan dari 32 negara termasuk Brasil, berkumpul dan bertanding untuk menentukan tim sepak bola terbaik dunia.
Namun, perhelatan Piala Dunia 2014 bukan hanya hanya sekadar megah dan meriah. Kontroversi sudah menyelimuti penyelenggaraan ini lama sebelum pertandingan resmi dimulai pada tanggal 12 Juni lalu.
Berdasarkan hasil survei dari Pew Research yang dirilis pada 3 Juni 2014, sebanyak 61% warga Brasil yakin penyelenggaraan Piala Dunia lebih membawa efek negatif pada negara tersebut karena turnamen itu mengambil dana dari sekolah, jaminan kesehatan, dan layanan publik lainnya. Publik berdemonstrasi untuk memprotes isu ini sejak Juni 2013.
Berikutnya, sebanyak 72% warga Brasil menyatakan tidak puas terhadap “berbagai hal” yang terjadi di negara mereka.
Jejak pendapat tersebut menyatakan mayoritas masyarakat Brasil tidak setuju pada penanganan isu-isu penting yang dilakukan Presiden Dilma Rousseff dan 67% tidak setuju terhadap cara Presiden wanita pertama Brasil ini mempersiapkan Piala Dunia. Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, diperkirakan Brasil telah menggelontorkan dana sebesar 11,5 miliar dollar Amerika.
Hasil survei juga memperlihatkan kekhawatiran yang meluas terhadap kenaikan harga. Dan, sekitar dua per tiga menyatakan kurangnya kesempatan kerja dan kesenjangan antara kaum kaya dan miskin menjadi masalah serius di negara tersebut. Sementara itu, masalah korupsi masih membelit negara ini.
Sebanyak 83% warga Brasil menyatakan masalah kesehatan dan kriminalitas masih menjadi isu utama yang harus diselesaikan pemerintah mereka ketimbang perhelatan Piala Dunia.
Gelombang demonstrasi terus terjadi pada bulan lalu di sekitar 18 kota di Brasil. Demonstran memprotes semua biaya pembangunan yang digunakan untuk Piala Dunia sementara kemiskinan masih menjerat rakyat Brasil.
(G08)