Jakarta (Greeners) – Penyakit kanker masih menjadi momok kesehatan. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. H. Mohamad Subuh MPPM menyatakan, masyarakat perlu untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman untuk mengenali gejala kanker sejak dini.
“Kesadaran terhadap pengenalan penyakit ini perlu disadari oleh masyarakat, contohnya periksa payudara sendiri ada benjolan atau tidak, atau seperti gejala kanker usus itu pola BAB (Buang Air Besar) sudah tidak teratur. Hal-hal seperti itu harus diberitahu dan diedukasi,” kata Subuh, Jakarta, Sabtu (03/01/2018).
BACA JUGA: Menteri Kesehatan Tinjau Pasien Gizi Buruk di Asmat
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang. Dalam data yang sama disebut juga bahwa prevalensi kanker lebih tinggi pada perempuan ketimbang lelaki. Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita.
Untuk kedua jenis penyakit kanker tersebut, Subuh mengatakan bahwa pemerintah telah mendorong upaya deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan kanker payudara dengan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS). Cakupan deteksi dini IVA dan SADANIS di Indonesia sampai dengan tahun 2017 meningkat jika dibandingkan tahun 2016, dimana cakupan pemeriksaan sebesar 1.925.943 orang atau 5,2% menjadi 3.038.296 atau sekitar 8,1 %.
Selain itu, salah satu cara pencegahan kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus) bisa dicegah dengan menggunakan vaksin HPV. Tingkat keberhasilan imunisasi HPV ini mencapai 100% jika diberikan sebanyak dua dosis pada saat anak perempuan berusia 9 hingga 13 tahun dengan interval yang dianjurkan adalah 6 sampai 15 bulan.
BACA JUGA: Hari Gizi Nasional 2018, Kemenkes Fokus pada Pencegahan Stunting
Subuh menyatakan bahwa penyebaran imunisasi HPV pada tahun 2017 meliputi wilayah DKI Jakarta, DIY (Kulon Progo dan Gunung Kidul), dan Jawa Timur (Surabaya). Selanjutnya, pada tahun 2018 akan dilakukan perluasan imunisasi ke Manado dan Makassar.
“Bisa melakukan deteksi dini pada kanker anak penting sekali, maka dari itu awareness kita terhadap anak-anak harus lebih diperhatikan supaya kita juga peka terhadap gejalanya dan bisa mendeteksi langsung gejala tersebut. Diharapkan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia 2018 dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serta memperkuat sistem pelayanan kanker di Indonesia,” pungkas Subuh.
Sebagai informasi, tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. “Kita Bisa. Aku Bisa” menjadi tema tahun 2018 ini dengan sub tema adalah “Aku Bisa Melakukan Deteksi Dini. Kita Bisa Mengerti Kanker”. Tema ini bertujuan untuk menyebarkan pesan bahwa setiap orang baik secara bersama atau individual bisa mengambil peran dalam mengurangi beban dan permasalahan kanker.
Dari sisi pembiayaan, kanker masuk dalam penyakit katastropik yang menelan biaya besar. Dari tahun ke tahun pembiayaan kanker terus meningkat. Berdasarkan data dari BPJS hingga bulan September 2017, penyakit kanker telah menghabiskan biaya sebesar 2,1 triliun rupiah dan menempati urutan kedua setelah penyakit jantung.
Penulis: Dewi Purningsih