Jakarta (Greeners) – Ratusan pecinta satwa melakukan long march dari Monas menuju Bundaran HI pagi ini (22/04). Mereka melukis wajah dengan corak satwa seperti macan, kukang, badak, burung, dan satwa dilindungi lainya. Mereka turun ke jalan dengan satu semangat untuk mempublikasikan Liga Anti Perdagangan Satwa (LAPS) yang mulai diluncurkan hari ini yang juga bertepatan dengan peringatan hari bumi se-dunia.
Liga Anti Perdagangan Satwa diluncurkan dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan pengatahuan masyarakat serta peran serta generasi muda dalam pelestarian satwa yang didukung oleh berbagai organisasi non pemerintah yang fokus terhadap perlindungan satwa yaitu Wildlife Conservation Society – Indonesia Program (WCS-IP), Yayasan IAR Indonesia (International Animal Rescue), Forum Harimau Kita, Jakarta Animal Aid NEtwork (JAAN), Centre For Orangutan Protection (COP), Suaka Elang, Raptor Indonesia (RAIN), ProFauna Indonesia, serta Lembaga Advokasi Satwa Liar (LASA).
Menurut Iben, Juru Kampanye aksi dari JAAN “LAPS pertama diluncurkan pada saat memperingati hari bumi 22 April 2012 dengan harapan agar masyarakat luas peduli dan dapat turut memberikan pesan kepada pemerintah Indonesia untuk lebih konsentrasi dan serius dalam menangani perdagangan satwa liar khususnya yang dilindungi.” tegasnya.
Aksi yang mempunyai tema “Pasar Burung di Indonesia Bebas dari Perdagangan Satwa Dilindungi” ini cukup menyita perhatian masyarakat yang tengah menikmati Car Free Day di Bundaran HI. Melalui serangkaian kostum dan papan aksi yang terlihat dibuat dari bahan daur ulang, para demonstran terus meneriakkan pesan-pesan mereka mengenai perlindungan satwa liar.
Juru Bicara Kampanye LAPS Irma Hermawati dari LASA menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk memberikan informasi mengenai kondisi pasar burung saat ini, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan dan kepedulian untuk tidak membeli atau memelihara satwa liar dilindungi dari pasar burung. “Kami berharap kegiatan ini bisa direspon oleh masyarakat secara positif karena bisa memberikan pengetahuan dan pengalaman baru serta kepedulian terhadap pelestarian satwa yang terancam punah khususnya” ujar Irma.
LAPS didukung oleh berbagai komunitas antara lain Komunitas Sepeda, Komunitas Slanker, Komunitas Dongeng, AFJ (Animal Friend Jogja), Komunitas Mahasiswa Lintas Alam Garuda (UIN), IMAKAHI (Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia), Komunitas Pecinta Alam dan Mahasiswa, KSP Tarsius Universitas ISlam Negeri, KSP Macaca Universitas Negeri Jakarta, Himabio RAfflesia Universitas Islam As-Syafii’ah, serta Saka Dirgantara.
Dalam kesempatan yang sama, Winar dari IAR turut menegaskan, “Kampanye pelestarian spesies satwa langka yang dilaksanakan di kota besar mungkin merupakan pengalaman baru bagi masyarakat sehingga diperlukan upaya yang sifatnya mendidik dan menghibur.”
LAPS akan melakukan program kampanye selama satu tahun dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat, mahasiswa dan pelajar. (G03)