Hari Anak 2024: Ajari Anak Cintai Lingkungan sejak Dini

Reading time: 3 menit
Hari Anak 2024, ajari anak untuk cinta lingkungan sejak dini. Foto: Ecoton
Hari Anak 2024, ajari anak untuk cinta lingkungan sejak dini. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Pendidikan lingkungan hidup sangat penting bagi anak usia dini. Mengajarkan mereka tentang lingkungan dapat membantu mereka menyadari pentingnya mencintai dan menjaga alam. Apabila anak mempunyai wawasan lingkungan, mereka juga akan terdorong untuk memiliki sensitivitas terhadap lingkungan.

Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada anak-anak juga bisa membantu mereka untuk memiliki mindset dan kebiasaan positif yang ramah lingkungan. Mulai dari contoh kecil, anak bisa diajarkan tentang penghematan air, penggunaan energi yang efisien, dan pengurangan sampah. Kebiasaan ini, jika mereka terapkan sejak dini, dapat menjadi bagian alami dari gaya hidup mereka di masa dewasa.

Seorang Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 55 Kota Bandung, Rahmat Suprihat mengatakan anak-anak harus diberi kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian kecil dari ekosistem alam semesta.

“Maka dari itu, saat dunia hadir dalam kondisi yang tidak baik, secara tidak langsung mereka yang akan merasakan dampaknya. Contohnya, pemanasan global yang sudah kita rasakan saat ini. Jadi, ketika mereka tidak memiliki sensitivitas atau tidak peka terhadap lingkungan, ya, tentu akhirnya itu akan menimbulkan masalah negatif bagi alam,” ungkap Rahmat.

BACA JUGA: Rahmat Suprihat, Cetak “Generasi Berkeringat” dengan Kayuh Sepeda

Rahmat menegaskan bahwa anak-anak harus mendapatkan pendidikan lewat aksi-aksi positif terhadap lingkungan. Mereka harus memiliki sebuah informasi hingga melakukan tindakan positif, supaya mereka memiliki rasa kepedulian yang berpengaruh positif untuk lingkungan.

Dalam mendidik anak, untuk bisa memiliki kepekaan terhadap sosial dan lingkungan perlu banyak dukungan dari berbagai pihak.  Seorang anak tidak bisa dilatih menjadi pribadi yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap sosial dan lingkungan tanpa adanya dukungan dari orang tua, sekolah, dan komunitas.

Bagi Rahmat, anak perlu mendapatkan banyak ruang untuk melatih dirinya cinta terhadap lingkungan. Apabila mereka hanya sekadar mendapatkan materi tanpa praktik, pertumbuhan karakteristik yang peduli lingkungan bagi anak akan sulit terwujud.

Ajari Anak Kelola Sampah

Pegiat Zero Waste Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton), Tonis Afrianto mengatakan anak usia dini bisa mulai dikenalkan tentang jenis-jenis sampah hingga cara pengelolaan sampah yang benar. Apabila edukasi ini terus dipaparkan kepada mereka, tentu mereka perlahan-lahan akan memahaminya hingga menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Ia menjelaskan, kini anak-anak sudah mulai menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Kendati demikian, anak juga perlu memahami bagaimana sampah yang mereka hasilkan itu penting untuk dikelola supaya tidak mencemari lingkungan.

“Kemasan sekali pakai ini berpotensi menyumbang sampah. Jadi, kalau anak-anak sudah paham pentingnya menerapkan hidup minim sampah, tentu mereka juga akan memilah dan mengurangi sampah. Apalagi, sampah ini menjadi pencemar di sungai maupun daratan. Jadi, anak penting untuk tahu permasalahan sampah,” kata Tonis kepada Greeners lewat keterangan tertulisnya, Senin (22/7).

Saat ini, Ecoton juga aktif untuk melakukan edukasi dan kampanye pelestarian lingkungan. Misalnya, mengajak anak-anak mengompos sampah organik di sekolah dan melakukan penelitian di sungai.

BACA JUGA: Sampah Produk Pascakonsumsi Harus Punya Solusi

Ecoton akan terus melibatkan anak-anak untuk melakukan aksi pelestarian lingkungan. Bagi Ecoton, anak adalah penerus masa depan. Maka dari itu, penting untuk mendorong anak supaya bisa memiliki sensitivitas terhadap lingkungan.

“Apalagi, saat ini mereka harus menghadapi banyaknya kerusakan lingkungan. Mereka sudah tidak bisa lagi berenang di sungai karena airnya sudah terkontaminasi oleh mikroplastik, limbah industri, dan limbah domestik,” tambah Tonis.

Saat ini, Ecoton bekerja sama dengan sekitar 35 sekolah di Jawa Timur untuk dijadikan sebagai sekolah hijau yang menerapkan pengelolaan sampah dan kantin bebas plastik.

Hari Anak 2024, ajari anak untuk cinta lingkungan sejak dini. Foto: Ecoton

Hari Anak 2024, ajari anak untuk cinta lingkungan sejak dini. Foto: Ecoton

Wujudkan Lingkungan yang Sehat untuk Anak

Upaya dalam menciptakan generasi yang memiliki pemahaman tentang lingkungan hidup, Ecoton terus menggagas program yang melibatkan anak. Kini, mereka menggagas program Sekolah Alam Detektif Sungai. Hadirnya program ini menjadi ruang bagi anak-anak untuk bisa melakukan penelitian di sungai.

Kemudian, para detektif sungai itu nantinya akan menyusuri dan meneliti sungai. Sehingga, mereka pun nantinya akan mengetahui pencemaran yang terjadi di sungai.

“Kegiatan ini meningkatkan kepekaan anak-anak terhadap pencemaran di sungai dan memberikan kesempatan mereka menyumbang solusi agar lingkungan kembali bersih,” tambah Tonis.

Anak adalah harapan bangsa. Mereka akan menjadi pemimpin masa depan. Aksi-aksi lingkungan seperti itu akan menjadi bekal bagi mereka untuk bisa memiliki kepedulian terhadap lingkungan nantinya.

Tak hanya memupuk pendidikan tentang lingkungan kepada anak-anak. Melalui beragam programnya, Ecoton juga sedang berusaha menciptakan lingkungan yang sehat supaya hak anak bisa terselamatkan.

Generasi Muda Pegang Peran Penting

Rahmat menambahkan, anak-anak menjadi generasi yang sadar terhadap permasalahan lingkungan dan menjadi masyarakat penuh solusi. Ketika mereka kelak menjadi seorang pemimpin, mereka punya sebuah strategi mengatasi permasalahan lingkungan ini.

Kemudian, lanjut Rahmat, mereka sebagai generasi muda akan melakukan berbagai langkah sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan di masa yang akan datang.

“Kecerdasan ekologis menjadi bagian yang tidak boleh terpisah dari kecerdasan yang lainnya. Sebab, dengan kecerdasan ekologis, peserta didik yang notabene sebagai generasi penerus akan memiliki rasa memiliki dan kepekaan terhadap lingkungan untuk keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan bagi mereka di masa depan,” ujar Rahmat.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top