Malang (Greeners) – Puluhan guru lingkungan hidup dari lima negara yaitu Amerika Belanda, Malaysia, Kanada, dan Indonesia bertemu dalam Environmental Teachers International Convention (ETIC 2012) di Lawang, Malang, Jawa Timur, yang akan menyusun rekomendasi untuk dibawa ke Konferensi Lingkungan Hidup Dunia PBB-UNEP: Rio+20 di Brazil pada Juni 2012.
Dalam konvensi yang diikuti sekitar 30 guru lingkungan hidup ini, peserta akan membahas implikasi-implikasi dalam bidang pendidikan, terutama terkait Pendidikan untuk Konsumsi Berkelanjutan (PKB) dan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB). Mereka juga akan saling tukar ide dan berbagi pengalaman mengenai metode mengajar tentang isu-isu seperti konsumsi yang berkelanjutan, ekonomi yang ramah lingkungan, perubahan iklim dan pengetahuan tentang adat masyarakat, serta strategi-strategi terbaru.
Menurut pelaksana acara konvensi ini, Stien J. Matakupan, mengutip hasil penelitian yang dilakukan UNEP menunjukkan bahwa 50 persen populasi penduduk dunia adalah kaum muda berusia di bawah 25 tahun. Sayangnya, kata Stien, mereka tidak tahu bahwa gaya hidup dan pola konsumsi manusia memberikan pengaruh besar terhadap kualitas lingkungan. “Guru berperan besar untuk mendidik kaum muda,” katanya kepada Greeners, di sela-sela acara pembukaan konvensi, Senin (09/03/2012).
Sedangkan pembicara utama ETIC 2013, Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Kristen F. Bauer mengatakan kaum muda hendaknya diberikan kesempatan memberikan pendapat mengatasi permasalahan lingkungan. “Guru hendaknya mengajarkan siswa cara bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan hidup, dan pola konsumsi yang tepat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Kristen.
Menurut penggagas acara ini, Suryo P. Prawiroatmodjo, diharapkan peserta saling berbagi pengalaman metode mengajar serta menjalin kerjasama antar sekolah, sehingga siswa dapat bertemu dengan siswa dari negara lain yang juga memiliki perhatian yang sama dalam pendidikan lingkungan hidup. Guru mempunyain peranan penting dalam pembentukan sikap siswa terhadap lingkungan hidup. “Peran yang tidak kalah besarnya dengan peran orang tua di rumah,” katanya.
Dalam acara ETIC 2012 ini juga akan disusun rekomendasi yang akan menjadi salah satu masukan dalam Konferensi Lingkungan Hidup Dunia PBB-UNEP: Rio+20 di Brazil pada Juni 2012. Karenanya, semua peserta juga akan berkunjung ke beberapa lokasi untuk mengamati isu-isu konsumsi berkelanjutan yang berkembang di tingkat lokal.
Beberapa peserta juga ada yang bersepakat untuk menggelar pertemuan dan melakukan kegiatan bersama seperti yang dilakukan Phylesia dari Malaysia, Suwena dari Kalimantan, dan Loes Pihjamaa dari Belanda untuk mengadakan kegiatan bersama di sekolahnya sebagai tindak lanjut dari konferensi tersebut. (G17)