Jakarta (Greeners) – Taman Nasional Gunung Rinjani masuk dalam daftar geopark dunia karena memiliki keanekaragaman hayati, keanekaragaman geologi, dan keanekaragaman budaya. Ketua Masyarakat Geografi Indonesia (MGI), Drs. T. Bachtiar SE mengatakan bahwa Gunung Rinjani memang sudah layak untuk menjadi Geopark Dunia.
Selain itu, Rinjani memiliki kaldera dan kegunung apian yang luar biasa, bahkan tidak tertandingi dari gunung api aktif manapun. Ditambah, kepedulian masyarakat yang terus tumbuh, katanya, membuat Rinjani juga semakin terawat dan terjaga dengan baik dan profesional.
“Untuk selanjutnya, mungkin diperlukan peletakan informasi terkait sejarah Rinjani. Bagaimana sejarah letusannya, bagaimana dampaknya pada alam dan masyarakat. Lebih bagus lagi kalau dibentuk seperti Museum Geopark Gunung Batur di Bali,” jelasnya kepada Greeners, Jakarta, Rabu (01/06).
Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahrir Fathoni mengatakan akan terus mendukung dan terus mempersiapkan diri agar Rinjani bisa masuk dalam geopark nasional. Apalagi, kawasan seperti Rinjani belum masuk dalam perundangan nasional di Indonesia.
Tahrir menyatakan dunia telah banyak mengakui bahwa taman-taman gunung di Indonesia memiliki potensi untuk menjadi warisan geopark dunia. Namun Indonesia masih belum memiliki landasan hukum untuk mengawal pengembangan kawasan seperti Taman Nasional Gunung Rinjani.
“Makanya kita akan tekan semuanya itu di dalam revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 supaya ada panduan hukumnya,” tambah Tahrir.
Dari sisi pembenahan, Tahrir mengatakan akan segera meningkatkan fasilitas di Gunung Rinjani. Selain itu, ia juga menyatakan akan ada koordinasi dan komunikasi dengan Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (B3) untuk mengatasi permasalahan sampah di sana, mengingat bahwa sesuai dengan survei jumlah timbulan sampah di 10 Taman Nasional Gunung dan lima gunung di Indonesia sejak tanggal 11 hingga 24 April 2016 lalu, Taman Nasional Gunung Rinjani menghasilkan sekitar 160,24 ton sampah setiap tahunnya.
Sebagai informasi, dalam waktu dekat Taman Nasional Gunung Rinjani akan masuk dalam daftar Geopark UNESCO. Pekan depan, Tim Asesor UNESCO akan memulai serangkaian misi evaluasi dan penilaian secara langsung kelayakan gunung api tertinggi kedua di Indonesia itu.
Jika seluruhnya berjalan lancar, rekomendasi Rinjani sebagai geopark dunia akan diberikan UNESCO pada September 2016 dalam kongres Geopark Dunia UNESCO di Inggris.
Tim Asesor UNESCO, yakni Maurizio Burlando dari Italia dan Soo-Jae Lee dari Korea Selatan sudah berada di Lombok sejak 17 Mei 2016. Keduanya akan didampingi Asesor Observer yakni Prof Ibrahim Koomoo dan Dr Nurhayati, Asesor Geopark Asia Pasifik dari Malaysia, yang secara khusus didatangkan Pemerintah RI. Tim tersebut melakukan misi evaluasi selama tiga hari.
Secara keseluruhan, Geopark Rinjani mencakup kawasan seluas 2.800 kilometer persegi. Areal ini mencakup seluruh kabupaten Lombok Utara, bagian utara Lombok Barat, bagian utara Lombok Tengah, bagian utara Kota Mataram dan bagian utara dan timur Lombok Timur.
Penulis: Danny Kosasih