Jakarta (Greeners) – Mendekati Pemilu 2019, kelompok milenial menjadi target kampanye yang disasar oleh para kandidat Capres-Cawapres mengingat jumlahnya yang sangat besar dan banyak diantaranya adalah swing voters (pemilih tidak tetap). Sayangnya, isu lingkungan hidup, hutan dan korupsi sumber daya alam belum banyak dibahas oleh sebagian besar publik atau pemilih, termasuk kelompok muda. Oleh karenanya Golongan Hutan dibentuk untuk menggandeng anak muda agar memahami isu lingkungan hidup yang juga berkaitan dengan politik.
Khalisah Khalid, koordinator Golongan Hutan mengatakan bahwa gerakan ini adalah inisiatif bersama berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menggandeng anak muda agar mereka bukan hanya melek politik, tetapi juga mengambil peran aktif untuk menyelamatkan hutan Indonesia, salah satunya dengan menjadi warga negara atau pemilih yang cerdas dan aktif.
“Kami mengajak kelompok muda untuk aktif bertanya kepada kandidat, termasuk tidak ragu menanyakan dari mana sumber pendanaan atau dana kampanye kandidat, apakah ada dari perusahaan atau pebisnis yang merusak hutan dan menyingkirkan sumber-sumber kehidupan masyarakat,” kata Khalid dalam acara “Orang Muda Selamatkan Hutan, Kalahkan Korupsi Sumber Daya Alam” di Jakarta, Selasa (15/01/2019).
BACA JUGA: Jelang Pemilu 2019, Saatnya Politikus Hijau Gaet Generasi Milenial
Ia mengatakan bahwa saat ini banyak anak muda khususnya milenial belum memahami tentang isu lingkungan hidup, termasuk masalah korupsi sumber daya alam. Fakta menunjukkan Indonesia terus kehilangan hutan alamnya karena menjadi perkebunan sawit skala luas, industri tambang dan industri kertas. Hal itu terjadi salah satunya akibat praktik pengelolaan sumber daya alam yang koruptif.
“Seluruh dunia mengakui bahwa Indonesia adalah pemilik hutan tropis ketiga di dunia, dan para koruptor telah mengakibatkan hutan kita terus terancam. Kita tentu tidak mau anak muda mengenal hutan tropis kebanggaan Indonesia hanya dari cerita, juga tidak mau bencana ekologis terjadi dan memakan korban yang besar,” ujar Khalid.
Untuk itulah organisasi masyarakat sipil yang terdiri dari WALHI, Coaction Indonesia, Kemitraan, Madani Berkelanjutan, Greenpeace Indonesia, Change.org, Rekam Nusantara Foundation, Econusa, dan HuMa yang selama ini memiliki perhatian dan kerja-kerja kampanye dan advokasi penyelamatan hutan, lingkungan hidup dan sumber daya alam, berkolaborasi membangun inisiatif bernama Golongan Hutan (Golhut).
“Di web golonganhutan.com anak-anak muda ini bisa bertanya langsung kepada capres dan cawapres terkait isu lingkungan hidup, melalui Twitter yang sudah dihubungkan. Harapan kami, gerakan dari publik, khususnya kelompok muda ini akan “memaksa” kandidat untuk membahas isu lingkungan hidup, bagaimana langkah-langkah menyelamatkan hutan Indonesia dan apa langkah konkret kandidat menyelamatkan bangsa ini dari kerugian negara karena korupsi SDA,” jelas Khalid.
BACA JUGA: IESR: Prospek Energi Terbarukan Tahun 2019 Akan Lebih Suram
Dalam acara ini juga hadir beberapa calon legislator dan tim kampanye capres dan cawapres untuk memberikan komitmen dan edukasi supaya milenial memakai hak suaranya.
“Kami berusaha merangkul seluruh pihak, tidak terbatas untuk anak muda saja. Negara yang Kita jalankan saat ini untuk mereka ke depannya, kalau mereka sudah terlibat sejak sekarang berarti mereka ikut menentukan masa depan mereka seperti apa. Intinya jangan golput (golongan putih atau abstain, Red.) tapi Golhut saja,” kata salah satu calon legislator dari partai Nasdem, Farahdina Al Anshori.
Sementara itu, sekretaris nasional gerakan Millenial Indonesia, Tim Pemenangan Prabowo Sandi, Abdul Karim Rahanar mengatakan untuk mendukung edukasi tentang isu lingkungan ini semua caleg-caleg muda duduk bersama untuk memperjuangkan masalah lingkungan. Adanya Golhut ini akan lebih memudahkan untuk memperkenalkan isu lingkungan dan hutan.
“Kita tes komitmen mereka, berbicara tentang pemberantasan korupsi dan melindungi lingkungan itu sangat penting. Golhut harus menjadi pioner untuk masalah lingkungan,” kata Abdul.
Penulis: Dewi Purningsih